Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Logo dan Theme Song Asli Made in Banyuwangi

PANITIA: Udianto di lokasi fi nis Banyuwangi Tour de’Ijen kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
PANITIA: Udianto di lokasi fi nis Banyuwangi Tour de’Ijen kemarin.

Banyuwangi Tour de’Ijen (BTDI) 2012 berhasil menyedot perhatian masyarakat. Namun tak banyak yang tahu, logo dan lagu tema (theme song) resmi ajang balap internasional tersebut ternyata diciptakan oleh Lare Osing. Siapa dia?

“TOGETHER we reach the dream, brotherhood all over the world, hiking, crossing the nature my Ijen Crater be accomplishment, your beauty will be remember forever, remember forever, forever to the top and become the best. ” (Bersama kita mencapai mimpi, persaudaraan di seluruh dunia, mendaki, melintasi alam Kawah Ijen meraih prestasi, kecantikanmu akan kami ingat selamanya, ingat selamanya, selamanya untuk menjadi yang teratas dan yang terbaik).

Lirik lagu berjudul “Become the Best” tersebut menggelegar lewat pengeras suara yang dipasang tepat di depan kantor Pemkab Banyuwangi kemarin (9/12). Nadanya yang rancak seolah sanggup melipatgandakan semangat para pembalap yang bertarung untuk menjadi yang tercepat dalam etape tiga BTDI. Lagu itu diputar di jalur sprint di jalan A Yani, tepatnya di depan kantor Pemkab Banyuwangi. Lagu lewat pengeras suara itu untuk memacu semangat para pembalap di titik start dan fi nish etape terakhir lomba balap sepeda berstandar UCI 2.2 tersebut.

Uniknya, lirik bercita rasa western itu lantas dilanjutkan dengan lengkingan khas suara penyanyi gandrung. Bisa jadi, lirik berbahasa Inggris itu bertujuan agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh para peserta, offi cial tim, maupun penonton dari berbagai negara Sedangkan suara penyanyi gandrung dimaksudkan untuk memperkokoh jati diri Banyuwangi. Lagu indah yang sekaligus dapat membangkitkan semangat tersebut ternyata diciptakan oleh warga asli Banyuwangi. Dia adalah Udianto, 40, warga Perumahan Kodim, Kelurahan Tamanbaru, Kecamatan Banyuwangi.

Hebatnya, pria yang sampai saat ini masih betah melajang tersebut hanya butuh waktu dua pekan untuk merampungkan theme song BTDI 2012 tersebut. Menurut Udianto, ide awal penciptaan lagu itu berawal dari hobi bersepeda yang sudah dia jalani sejak beberapa tahun terakhir. “Pada saat membutuhkan top speed, misalnya saat sprint, pembalap perlu motivasi ekstra. Saya lantas berpikir untuk menciptakan lagu yang dapat membangkitkan semangat para pembalap,” ujarnya. Yang tidak kalah mengagumkan, pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan lagu “Become the Best” tersebut semuanya merupakan warga Bumi Blambangan.

Bahkan, proses rekaman pun dilakukan di Banyuwangi, tepatnya di studio musik “Laros Music Victor Raylala” yang berlokasi di Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro. Menurut pria yang karib disapa Mbah Udi, ini penyanyi lagu ciptaannya berasal dari berbagai elemen. Mulai guru vokal, ibu rumah tangga, dan mahasiswa. Semula dia menggelar audisi kecil-kecilan. Saat itu ada empat orang yang mendaftar. Tetapi belakangan Mbah Udi memutuskan keempat peserta audisi tersebut menjadi penyanyi lagu ciptaannya tersebut. “Sebab, keempatnya memiliki karakteristik suara yang berbeda,” paparnya.

Dijelaskan, dari keempat peserta audisi, seorang di antaranya memiliki karakter suara tenor, yakni Alex Wawan yang juga berprofesi sebagai guru vokal. Peserta audisi dari kalangan mahasiswa, adalah Nike dan Tiara. Adik kakak tersebut berkarakter vokal seriosa. “Sedangkan Yeti, seorang peserta audisi dari kalangan ibu rumah tangga suaranya mirip Christina Aguilera,” kata dia seraya tersenyum. Peran Mbah Udi dalam menyukseskan ajang balap sepeda bergengsi tersebut ternyata belum cukup sampai di situ. Pria yang satu ini juga merupakan creator logo BTDI 2012. Bahkan, logo hasil kreasi Udianto itu mengalahkan 15 alternatif logo yang lain.

Ditanya perasaannya setelah lagu yang dia ciptakan dinobatkan sebagai theme song BTDI 2012, Mbah Udi mengaku bangga. “Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Banyuwangi mampu membuat logo dan theme song pada ajang bertaraf internasional,” tuturnya. Usut-punya usut, sehari-hari Mbah Udi bukan berkecimpung di dunia seni, khususnya membuat lagu maupun logo. Pria berkulit sawo matang ini ternyata bekerja di bidang elektronik, yakni sebagai engineer. “Saat masih muda, saya aktif bermusik,” pungkasnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :