Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Lulus Pendidikan Menengah Atas Bareng Anak Bungsu

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Holipl mengumpulkan lembar jawaban ujian nasional (LJUN) Pendidikan Kesetaran Paket C di SMK PGRi 2 Giri.

PENDIDIKAN memang tak memandang, gender, usia,  maupun berbagai macam perbedaan yang lain. Laku-laki dan perumusan, tua atau muda sama- sama memiliki hak untuk mengenyam pendidikan.

Diakui atau tidak masih banyak warga yang tidak mampu mengenyam pendidikan, bahkan pendidikan dasar sekalipun. Faktor penyebabnya pun berayun. Ada yang tidak bisa bersekolah lantaran terkendala biaya, namun yang ironis, tidak sedikit pula mereka yang enggan menempuh pendidikan karena tidak ada dorongan dari dalam dirinya sendiri alias malas.

Nah, bagi anda yang malas bersekolah terutama Anda yang kini berada pada usia sekolah- ada baiknya berkaca pada sosok Holipi, warga Dusun Dadapan, Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat. Ya, di usianya yang sudah tidak muda lagi, yakni sekitar setengah abad, dia masih semangat menempuh pendidikan.

Sejak sekitar tiga tahun lalu Holipi menempuh pendidikan kesetaraan Paket C (setara SMA) di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Angrek Bulan di wilayah Kecamatan Giri. Dia menjalani proses belajar mengajar dua hari dalam sepekan.

Padahal, di usia yang sudah tidak muda lag, Holipi memiliki kegiatan yang cukup padat. Selain dipercaya sebagai Kepala Dusun (Kasim) Dadapan, sehari-hari dia juga menjalani tugas sebagai staf Pemerintah Desa (Pemdes) Pakistaji.

Jadi, Senin sampai Jumat dia bekerja sebagai staf desa, sedangkan Sabtu dan Minggu dia menjadi murid PKBM Anggrek Bulan. Singkat cerita, setelah menjalani pembelahan pendidikan kesetaraan jenjang SMA tersebut, tahun ini Holipi mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C.

Ujian nasional (unas) itu dia jalani saat usianya sudah 53 tahun lebih. Ditemui wartawan Jawa Pos Radar banyuwangi usai menjalani UNPK hari terahir di SMK PGRI 2 Giri Minggu (23/4), Holipi masih tampak bersemangat.

“Ahamdulillah ujian berjalan lancar,” ujar pria kelahiran 14 Agustus 1963 tersebut. Holipi mengakui, awalnya dorongan untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMA tersebut berasal dari orang lain, yakni Kepala Desa (Kades) Pakistaji dan Camat Kabat kala itu.

Namun, selain dorongan dari orang lain, ada faktor lain yang tidak kalah penting, yakni krenteg dalam hatinya sendiri. “Orang menuntut ilmu itu kan tidak pandang usia. Alhamdulillah, meski grothal-grothul, banyak pelajaran yang nyantol,” kata ayah tiga anak dan kakek tiga cucu tersebut sembari tersenyum.

Bahkan, setelah mendapatkan ijazah setara SMA, Holipi mengaku akan melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tingi tahun ini pula. “Kalau masih ada kesempatan, kenapa tidak? Saya ingin kuliah,” cetusnya.

Yang menarik, saat Holipi mengikuti UNPK Paket C,  putri bungsunya, yakni Kiki Andriyani harus menjalanii unas. Karena nilai unas tidak menjadi faktor penentu kelulusan, maka bisa dipastikan ayah dan anak tesebut bakal sama-sana lulus jenjang pendidkan menengah atas tahun ini.

“Anak bungsu saya bersekolah di SMA Negeri Darussolah, Singujuruh,” cetus Holipi.  Sekadar diketahui, di Banyuwangi jumlah peserta terdaftar UNPK Paket C tahun ini mencapai 1.179 orang. Mereka merupakan peserta didik asal 18 Pusat Kegiatan Belqar Masyarakat (PKBM) se-Bumi Blambangan.

Penyelenggara UNPK tahun ini harus terakreditasi. Nah, diantara 18 PKBM yang mengikuti unas kejar paket C Tahun 2017, hanya satu PKBM yang telah terakreditasi, yakni PKBM Mandiri Sejahtera, Muncar. Jadi, PKBM yang lain harus bergabung di PKBM yang telah terakreditasi tersebut.

Meskipun hanya satu lembaga yang berhak menggelar UNPK tahun ini, namun untuk memudahkan peserta, pelaksanaan unas kesetaraan tersebut digeber di beberapa titik di Bumi Blambangan.  Salah satunya di SMK PGRI 2 Giri, Banyuwangi.

Pelaksanaan ujian itu dilakukan di bawah koordinasi dan pengawasan PKBM Mandiri Sejahtera.  Panitia UNPK di SMK PGRI 2 Giri, Samidi, mengatakan ijazah Paket C yang diterima peserta setara dengan ijazah SMA/sederajat.

“Karena itu, ijazah tersebut bisa dimanfaatkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi (PT) maupun untuk melamar pekerjaan,” pungkasnva. (radar)