Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Makan dan Minum Sepuasnya, Pulang Dapat Sangu Rp 110 Ribu

Habib Isam (berpeci) menemani pengunjung menyantap makanan di restoran Fakir dan Miskin Gratis miliknya,
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Habib Isam (berpeci) menemani pengunjung menyantap makanan di restoran Fakir dan Miskin Gratis miliknya,

Warga Negara (WN) Australia keturunan Irak, Habib lsam, punya investasi spesial di Lingkungan Secang, Kelurahan/Keçamatan Kalipuro. Dia membuka rumah makan dengan kelas restoran berbintang. Namun khusus kalangan fakir, miskin, dan anak yatim.

SIGIT HARIYADI, Kalipuro

GERlMlS melanda Lingkungan Secang, Kelurahan Kalipuro dan sekitarnya usai salat Jumat kemarin (17/11). Dalam kondisi demikian, dua perempuan paro baya tampak berjalan kaki menyusuri jalan beraspal yang mulai mengelupas di sana-sini.

Sesampai di tikungan “letter L” yang lokasinya tak jauh dari restoran milik Habib Isam, langkah kaki dua perempuan tersebut dipercepat. Begitu sampai teras restoran, keduanya langsung melepas alas kaki dan kemudian masuk ke tempat makan seluas 7×7 meter tersebut.

Memang seperti itu. Kebanyakan péngunjung restoran ini datang dengan cara berjalan kaki.  Bukan naik sepeda motor. Apalagi mobil. Maklum, restoran milik Isam adalah restoran khusus bagi kalangan fakir miskin. Bahkan, spesifikasi itu telah ditegaskan pada papan nama restoran tersebut, yakni “Restoran Fakir dan Miskin Gratis”.

Usut punya usut, restoran ini telah beroperasi sekitar dua tahun terakhir. Hingga kini, restoran yang buka setiap Jumat ini telah memiliki 120-an pelanggan tetap. Rinciannya, 36 fakir dan sisanya warga miskin. Selain itu, restoran itu juga memiliki pelanggan tetap sebanyak 37 anak yatim.

Sementara itu, pada jumat siang kemarin, menu yang disajikan meliputi sate dan gulai kambing. Ada pula urap sayur dan tauge. Tempe dan tahu goreng, serta kerupuk. Minumnya air putih dan teh hangat. Selain itu, tersaji pula apel merah dan anggur merah. Para pengunjung bisa makan sepuasnya dengan cara prasmanan. Semuanya gratis.

Bahkan, bukan hanya makan dan minum sepuasnya, saat pulang, fakir dan miskin masih dapat uang saku. Warga kategori miskin mendapat uang saku sebesar Rp 55 ribu per orang per. bidan. Sedangkan marga kategori’ ‘fakir mendapat sangu sebesar Rp 110 ribu per orang per bulan. Untuk anak yatim, mereka mendapat sangu sebesar Rp 50 ribu.

Isam mengatakan, nominal uang saku yang diberikan kepada warga miskin dan fakir memang berbeda. “Karena orang miskin itu punya penghasilan atau harta, tetapi tidak mencukupi kebutuhannya. Sedangkan fakir tidak punya apa-apa,” ujar suami Siti Mariam Lena yang berasal dari Serang Banten, tersebut.

Isam mengatakan, dirinya sendiri yang terjun ke masyarakat untuk mencari fakir dan miskin yang akan dipilih menjadi “pelanggan” restoran miliknya itu. Setelah dipastikan benar-benar fakir atau miskin, seseorang lantas diberi kartu, semacam kartu pelanggan lengkap dengan jadwal kunjungan ke restoran maupun jadwal pemberian santunan.

Menurut Isam, sebagai owner, dirinya mewajibkan hanya bahan-bahan berkualitas yang boleh digunakan untuk bahan baku masakan yang disajikan kepada fakir, miskin dan anak yatim.

“Saya ingin fakir, miskin, dan anak yatim merasakan makanan yang berkualitas secerti yang dirasakan orang-orang yang punya uang (baca; orang kaya),” kata dia. Lantas, apa yang mendasari lsam membuka restoran gratis tersebut? Menurut dia, selain agar fakir, miskln, dan anak yatim bisa makan enak, bersedekah akan menambah rezeki yang dia terima.

“Di dunia rezeki kita bertambah, kelak di akhirat pun kita akan dapat imbalan lagi. Namun syaratnya harus ikhlas. Tidak boleh riya`,” tuturnya.

Menariknya, meski yang dilayani mencapai ratusan orang, namun setiap kali masak, restoran ini hanya memerlukan bahan baku beras seberat 8 kilogram (kg), 5 kg ikan, daging ayam, sapi, atau kambing, serta buah-buahan. “Mungkin karena makanan ini berkah, jadi makan sedikit saja sudah kenyang,” ujar istri Isam, yakni Mariam.

Mariam menuturkan, pada awai Restoran Fakir dan Miskin Gratis beroperasi, bahan baku yang digunakan sekali masak mencapai 15 kg beras. Namun, kala itu nasi yang dihasilkan terlalu banyak sehingga tidak habis. Setelah itu, bahan baku beras dikurangi menjadi 12 kg dan selanjutnya dikurangi lagi menjadi 10 kg.

“Ternyata masih tetap berlebih. Akhirnya ketemu, yang pas ya 8 kg sekali masak. Itu pun masih lebih. Tetapi kelebihannya tidak banyak,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu pengunjung, Muawanah mengaku setiap jumat dirinya rutin datang ke restoran tersebut. “Di sini makan gratis sepuasnya. Selain itu, setiap bulan kami dapat santunan,” kata dia.

Misdari, 44, warga sekitar menuturkan, selain fakir, miskin, dan anak yatim, warga umum pun boleh makan di restoran milik lsam tersebut. “Pak Haji Isam memang baik. Bahkan, kalau ada tetangga sakit dan membutuhkan operasi, dia tidak segan membantu biaya operasi tersebut,” pungkasnya. (radar)