Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Makin Ramai Didatangi Pengunjung Pemula

RAMAI: Kendaraan melintasi jalan di lereng Gunung Ijen saat diguyur hujan siang kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
RAMAI: Kendaraan melintasi jalan di lereng Gunung Ijen saat diguyur hujan siang kemarin.
RAMAI: Kendaraan melintasi jalan di lereng Gunung Ijen saat diguyur hujan siang kemarin.

Geliat pariwisata di Gunung Ijen semakin bergairah. Hujan deras yang kerap melanda kawasan itu, tidak menyurutkan langkah wisatawan mengunjungi gunung setinggi 2.443 meter dari permukaan laut (dpl) tersebut. LOMBA balap sepeda Banyuwangi Tour de Ijen (BTDI), bisa jadi menjadi titik penting dalam perkembangan pariwisata di Bumi Blambangan. Setidaknya, itu terbukti dengan melonjaknya kunjungan wisatawan di Gunung Ijen pada musim libur sekolah yang bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru 2013.

Selama periode tersebut, ribuan wisatawan berbondong-bondong mendatangi gunung di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso itu. Begitu pula yang terjadi pada hari terakhir libur panjang sekolah kemarin (6/1). Ratusan orang tampak berbondong-bondong menuju Gunung Ijen Ada yang datang dengan mengendarai sepeda motor, ada juga yang datang dengan menumpang kendaraan roda empat. Meski kendaraan yang mereka tumpangi tidak sanggup menaklukkan salah satu tanjakan terjal di lereng Gunung Ijen, mereka tetap nekat melanjutkan perjalanannya. Caranya, mereka mendorong sepeda motor atau mobil yang ditumpangi. “Ini pertama kali saya ke Ijen. Jalannya berkelok dan penuh tanjakan.

Jujur, awalnya saya takut. Tetapi setelah sampai di tempat ini (tanjakan Erek-erek), rasa takut itu berangsur hilang. Apalagi selama perjalanan, saya disuguhi pemandangan yang sangat bagus,” ujar Binti Naimatun Nurjannah, 18, pengunjung asal Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro yang datang bersama puluhan anggota komunitas pemuda Ketapang, yakni Lathok Community. Di belakang rombongan Lathok Community, dua perempuan paro baya tampak berjalan kaki menyusuri tanjakan Erek-erek. Dua perempuan tersebut rupanya sengaja turun dari sepeda motor yang dikemudikan pasangannya masing-masing. Karena kendaraan roda dua tersebut tak kuasa menaklukkan tanjakan tersebut.

“Saya penasaran kepingin tahu Gunung Ijen. Makanya, saya harus sampai ke sana,” ujar Sal- fi ah, 45, asal Kecamatan Muncar dengan napas tersengal-sengal. Tak lama berselang, gerimis mulai mengguyur kawasan bukit Erek-erek. Sejurus kemudian, hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Meski begitu, beberapa pengunjung tetap nekat melanjutkan perjalanannya. Hujan deras tersebut mengakibatkan jalan licin. Akibatnya, beberapa pengendara motor terpeleset. Ada yang terpelanting lantaran tak bisa mengendalikan laju kendaraannya. Ada juga yang menyeruduk kendaraan lain di depannya, lantaran kendaraan yang berada di depan tersebut tiba-tiba mundur karena tak mampu menaklukkan tanjakan.

Seperti dialami Dimas, 17, warga Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Banyuwangi. Pemuda ini menabrak kendaraan yang dikemudikan rekannya sendiri, lantaran kendaraan tersebut tiba-tiba mundur. “Niatnya ingin mengisi hari terakhir libur sekolah ke (Gunung) Ijen, tetapi ternyata kejadiannya seperti ini (tabrakan). Balik saja kalau begitu. Dari pada diteruskan malah tambah bahaya,” ujar siswa kelas XII di SMK PGRI I Banyuwangi tersebut. Mulyono, 60, warga Dusun Warengan, Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi, malah nekat melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Ijen.

Padahal, beberapa kilometer sebelum tanjakan Erek-erek, kakek empat cucu tersebut terpelanting dari motornya. Beruntung, Mulyono sama sekali tidak mengalami cedera. “Kalau hujan sudah reda, saya akan melanjutkan perjalanan menuju Gunung Ijen. Sebab, kalau balik malah tidak ada yang dijadikan bahan cerita kepada cucu,” ujar kakek sudah dikaruniai empat cucu tersebut. Mulyono saat berteduh di salah satu pondok semi permanen tak jauh dari tanjakan Erek-erek itu menambahkan, sebenarnya dirinya berencana naik ke Gunung Ijen tepat di tanggal 1 Januari 2013 yang lalu.

Namun sayang, saat itu dirinya sakit. Dia pun memutuskan menunda rencana perjalanannya tersebut. “Bukan hanya anak muda. Orang tua seperti saya juga perlu berlibur untuk menyambung usia,” paparnya. Nah, sebelum hujan reda, sepanjang jalan menuju Gunung Ijen masih banyak warga yang berteduh di pondok semi permanen di kawasan tersebut. Bahkan, sesekali masih ada kendaraan yang nekat melanjutkan perjalanannya ke menuju Paltuding di tengah guyuran hujan deras. (radar)