Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mampu Penuhi Stok Seladah se-Banyuwangi

SUBUR: Tanaman Seladah di Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
SUBUR: Tanaman Seladah di Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, kemarin.

SONGGON – Letak wilayah Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, berada di lereng Gunung Raung. Seperti pada umumnya, kawasan yang berada di dataran tinggi memiliki beragam potensi yang cukup luar biasa.

Salah satunya sebagai sentra penghasil tanaman sayur mayur. Kondisi alam Desa Sumber Arum memang cocok untuk tanaman sayur. Nah, warga di desa ini umumnya bertani sayuran selada air alias seladah.

Sekedar diketahui, sayur seladah bisa tumbuh subur dengan aliran air jernih. Air juga harus terus mengalir alias tidak boleh berhenti seperti kolam. Kalau itu terjadi, maka sayur tersebut bakal mati.

Di Songgon, stok air sangat melimpah. Karena itu, tanaman seladah di desa ini tumbuh subur sepanjang tahun. Ratarata, warga Sumber Arum menanam sayur seladah di kawasan tepi sungai. Untuk perawatan, cukup sederhana dan mudah dilakukan. Sekali tanam, bisa dipanen berulang kali.

Dalam cuaca kemarau seperti saat ini, harga sladah mengalami kenaikan. Tingginya permintaan adalah salah  satu indikasinya. Sebab, sayur seladah cukup digemari warga yang tinggal di daerah perkotaan. Sejauh ini pula, banyak warga desa setempat yang menjual dagangan sayur tersebut.

Bayangkan, dalam satu RT saja bisa lebih dari sepuluh orang. ‘’Warga sini mulai dulu kerja Mudun (bawa sayur turun ke kota, red),’’ ungkap Togimin, warga Dusun Pasar, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, kemarin (22/10). Untuk pemasaran, kata dia, satu orang dengan yang lain mempunyai pelanggan sendiri-sendiri.

Itu tersebar di pasar-pasar besar di Banyuwangi. ‘’Ada yang di Rogojampi, Tegaldlimo, Genteng, dan Banyuwangi,’’ katanya. Seperti biasanya, masih kata dia, para penjual sayur membawa tobos berisi sayur seladah. Biasanya, mereka memanen seladah di sore hari.

Baru malam hari hingga dini hari, warga menjualnya ke pasar. Maka, jangan heran, setiap malam hari, jalanan desa Sumber Arum selalu ramai lalu lalang kendaraan. ‘’Ada yang berangkat jam 9. Tapi rata-rata berangkat jam 1-2 dini hari,’’ terangnya.(radar)