Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mampu Produksi Gula Merah 2,5 Ton per Hari

MANIS: Seorang warga Dusun Mangli memproses air sadapan kelapa menjadi gula merah.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
MANIS: Seorang warga Dusun Mangli memproses air sadapan kelapa menjadi gula merah.

KARANGSARI – Ada ribuan pohon kelapa yang tumbuh di seantero Desa Karangsari, Kecamatan Sempu. Pohon-pohon yang menjulang tinggi itu ternyata tidak hanya dibudidayakan untuk menghasilkan buah kelapa.

Sebagian di antaranya dimanfaatkan untuk menghasilkan nira kelapa (legen) yang akan diolah menjadi gula merah. Tidak tanggung-tanggung, sedikitnya 70 warga yang tinggal di Dusun Nganjukan dan Mangli, menggeluti usaha pengolahan gula merah tersebut.

Hasilnya cukup mencengangkan. Dalam sehari, total produksi mereka mencapai tiga ton. “Selain dipasarkan di wilayah Banyuwangi, gula hasil produksi masyarakat kami juga dikirim ke salah satu pabrik kecap berskala nasional,” ujar Kepala Desa (Kades) Karangsari, HM Sholeh.

Dikatakan, selain gula merah, Desa Karangsari juga memiliki komoditas unggulan yang lain, yakni tape singkong. Salah satu usaha tape rumahan yang cukup besar terdapat di Dusun Mangli. Hebatnya, kapasitas produksi home industry itu mencapai 2,5 ton per hari. “Usaha ini (pengolahan tape singkong) juga menyerap banyak tenaga kerja yang berasal dari warga sekitar,” papar Sholeh.

Sholeh menambahkan, bahan baku kedua komoditas unggulan tersebut banyak terdapat di Desa Karangsari. Sehingga para produsen hanya perlu sesekali mendatangkan bahan baku nira kelapa maupun singkong dari luar desa. Pernyataan kades dibenarkan oleh Musamah, 40, seorang pembuat gula kelapa.

Menurutnya, dia dan para produsen gula kelapa tidak perlu repot-repot memasarkan hasil produksinya. “Sudah ada pengepul yang siap menampung berapa pun gula hasil produksi kami,” paparnya. Sementara itu, saat ini Pemerintah Desa (Pemdes) Karangsari sedang mengupayakan perbaikan jalan yang berlokasi di Dusun Karanganyar yang kondisinya rusak.

Sebab, jalan beraspal sepanjang 1,6 kilometer (km), itu merupakan akses para siswa SMP Negeri 1 Sempu untuk menuju ke sekolah. Sholeh menjelaskan, pihaknya berencana mengajukan permohonan peningkatan jalan aspal tersebut
menjadi  hotmix. “Harapan kami, pemkab memperhatikan perbaikan jalan yang kami mohon karena sangat bersangkutan dengan kepentingan pendidikan siswa yang notabene merupakan generasi penerus bangsa,” pungkasnya.  (radar)