PESANGGARAN – Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir 7 Lampon kembali menjadi lokasi latihan gabungan pasukan elite. Kali ini Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) Marinir TNI AL menggelar latihan bersama dengan pasukan khusus Angkatan Darat Amerika Serikat, Special Force Group US Army.
Latihan bersama dengan sandi Balance Lantern Iron 16-2444 itu direncanakan akan berlangsung selama sebulan dengan melibatkan 45 personel Yontaifib Marinir dan 15 orang Special Force Group US Army.
Latihan itu juga didukung sejumlah kendaraan angkut ukuran besar, dan satu unit helikopter yang stand by di lapangan Puslatpur Marinir 7 yang berlokasi di Pantai Lampon, Desa/Kecamatan Pesanggaran. Dalam upacara pembukaan kemarin, Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Lukman menyampaikan latihan bersama itu merupakan salah satu latihan terjadwal kedua kesatuan.
Latihan bersama itu diharapkan bisa meningkatkan hubungan bilateral kedua negara sekaligus mempertajam taktik pasukan dalam melakukan operasi. “Latihan bersama yang akan dilaksanakan selama 33 hari ini merupakan momen yang sangat baik untuk melatih skill perorangan dan tim,” katanya.
Di samping itu, terang dia, kesepahaman antara kedua pasukan akan sangat menunjang tercapainya tujuan latihan yang menitikberatkan peningkatan kemampuan teknik dan taktik operasi khusus, baik di darat, laut, maupun udara.
Komandan Pasmar-1 juga menekankan dalam latihan itu mengutamakan faktor keamanan, administrasi, taktis, dan komu nikasi. Di samping itu, kearifan lokal dan komunikasi yang harmonis dengan masyarakat, agar di pelihara dengan baik serta memelihara kebanggaan sebagai Korps Marinir TNI AL.
“Utamakan faktor keamanan, sehingga latihan bersama ini dapat berjalan dengan lancar dan benarbenar zero accident,” pintunya. Sementara itu, Komandan Satgas Latihan, Letkol (Mar) Rivelson Saragih, mengatakan tujuan latihan Balance Lantern Iron 16-2444 itu untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknik serta taktik operasi khusus aspek media darat dan laut bagi personel Yontaifib.
“Peningkatan kemampuan baik darat, laut, maupun udara,” jelasnya. Pasukan khusus itu, terang Saragih, akan berlatih bersama dan mempelajari berbagai materi di antaranya teori tactical combat casuality care (TCCC), hello insertion, radio communication tech nique dan combat patrol.
Untuk praktik di lapangan, jelas dia, materinya meliputi marksmanship, close quarter battle (CQB), military operation in urban terrain (MOUT), seashore operations, swamp forest patrol, hello insertion, sea and jungle survival dan full mission profile. (radar)