Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mekanisme PPDB SMA di Banyuwangi 2014, Jalur Mandiri Buka Duluan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA jalur reguler secara online di Banyuwangi akan resmi dibuka 1 Juli 2014 mendatang. Namun, Dinas Pendidikan (Dispendik) memberi keleluasaan sekolah membuka PPDB jalur mandiri sepekan sebelum jalur reguler dimulai (24/6). Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Dwi Yanto, melalui Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen) Suratno mengakui, jalur mandiri PPDB dimulai lebih awal.

“Jumlahnya tidak berbeda dengan tahun lalu. Kuota PPDB SMA atau SMK masih 80 persen untuk yang jalur reguler. Jalur mandiri maksimal dijatah 20 persen. Kelas akselerasi disiapkan satu kelas berisi maksimal 20 orang,” jelasnya Suratno menambahkan, pagu PPDB SMAN di Banyuwangi tahun ini sebanyak 4.580 siswa. Pagu PPDB SMKN se-Banyuwangi tahun ini 3.096 siswa. Penilaian PPDB jalur reguler adalah nilai ujian nasional (UN)dengan bobot 70 persen. 

Sisanya merupakan nilai rata-rata rapor mata pelajaran yang diujikan di UN. Nilai rapor yang berlaku mulai semester satu sampai semester lima dengan bobot 30 persen. Sementara itu, pendaftaran reguler dilakukan dengan sistem online. ‘’Setiap siswa boleh memilih maksimal dua sekolah,” ujar Suratno. Siswa yang tidak terjaring jalur reguler, kata Suratno, dapat mengikuti jalur mandiri. Jalur itu disediakan Pemkab Banyuwangi melalui Dispendik.

Jalur mandiri tersebut untuk memfasilitasi anak Banyuwangi yang memiliki nilai UN kecil, tapi berpotensi di bidang lain. Ada empat syarat agar dapat masuk lewat jalur mandiri. Empat syarat tersebut adalah mengikuti tes akademik/skolastik, berprestasi akademik dan nonakademik, jarak tempat tinggal ke sekolah dekat, dan ekonomi lemah. Tes akademik memiliki bobot maksimal 40 persen atau 400. Prestasi akademik dan nonakademik memiliki skor maksimal25 persen atau 250. 

Prestasi itu dibuktikan dengan piagam asli yang dikeluarkan lembaga yang kompeten dan disetujui Dispendik Banyuwangi atau Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banyuwangi. Terkait prestasi akademik dan nonakademik berlaku sistem skala. Prestasi berskala internasional atau nasional dapat skor 250. Prestasi berskala provinsi mendapatskor 200. Prestasi berskala kabupaten mendapat skor 150. Prestasi berskala dapat skor 100.

Adapun yang termasuk berprestasi adalah juara satu hingga juara harapan dua. Nilai skor masing-masing juara dikurangi 10 dari nilai maksimal juara satu. Kriteria penilaian selanjutnya adalah jarak tempat tinggal siswa ke sekolah. Penentuan skor disesuaikan jarak tempuh tempat tinggal ke sekolah. Siswa yang rumahnya satu desa dengan sekolah mendapat skor 250. Siswa yang rumahnya berbeda desa dengan sekolah tapi sangat dekat mendapat skor 200. 

Siswa yang tempat tinggalnya satu kecamatan dengan sekolah mendapat skor 150. Siswa yang tempat tinggalnya satu kabupaten dengan sekolah mendapat skor 100. Siswa dari luar kabupaten mendapat skor hanya 50. Yang terakhir, kata Suratno, mengenai syarat ekonomi lemah diperlukan bukti seperti Kartu Pengendalian Sosial (KPS) atau Kartu Banyuwangi Belajar. Setelah menunjukkan bukti tersebut, calon siswa akan dinilai berdasar survei yang dilakukan satuan pendidik.

Kepala SMKN 1 Glagah, Paidi, secara terpisah mengatakan, dari 20 persen jatah PPDB jalur mandiri yang disediakan sekolah, kuotanya jarang terisi penuh. Hal itu diperkirakan karena proses seleksi jalur mandiri yang cukup panjang, sehingga hanya sedikit siswa yang terjaring. ‘’Karena itu, Dinas Pendidikan membuka jadwal jalur mandiri satu minggu lebih awal daripada tes jalur reguler,’’ tuturnya.  

Sementara itu, khusus kelas akselerasi, peserta dapat mengikuti tes lebih awal daripada tes jalur reguler dan PPDB jalur mandiri. Siswa yang akan mengikuti kelas akselerasi syaratnya wajib lulus SMP/Mts. Pendaftar kelas akselerasi juga harus mengikuti tes potensi akademik (TPA) dan tes psikologi (IQ). Suratno mengakui, sebagian besar siswa pendaftar kelas akselerasi tidak lulus tes IQ. Sebab, skor tes IQ cukup tinggi, yaitu 130. (radar)