Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Melasti tanpa Ogoh-ogoh

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

melastiBANYUWANGI – Menjelang perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1936, ratusan umat Hindu asal seantero Bumi Blambangan menggelar ritual Melasti di kawasan Pantai Boom, Banyuwangi, pagi kemarin (29/3). Mengenakan pakaian adat yang di dominasi warna putih, para peserta Melasti melaksanakan rangkaian ritual yang bertujuan menyucikan buana agung (alam semesta) dan buana alit (jiwa raga manusia).

Harapannya, pelaksanaan Nyepi berlangsung tenang dan damai. Awalnya, beberapa peserta ritual Melasti melaksanakan mendak tirta (mengambil air  suci) di tengah Selat Bali. Kemu dian, air suci yang disebut tirta kamandalu itu dibawa memutari jolen (singgasana Tuhan) yang berdiri tak jauh dari bibir pantai. Pria dan wanita pembawa tirta kamandalu tersebut berputar mengelilingi jolen seraya menari. 

Sementara itu, berbeda dengan rang kaian perayaan Melasti tahun- tahun sebelumnya, kali ini umat Hindu Banyuwangi tidak menggelar arak-arakan ogoh-ogoh. Meski demikian, ditiadakannya arak-arakan dan membakar ogoh-ogoh itu dianggap tidak mengurangi makna Nyepi. Seperti dikatakan ketua panitia Penyepian Tahun Baru Saka 1936 Banyuwangi, Ketut Suwina. Menurut dia, ogoh-ogoh bukan merupakan ritual inti, melainkan budaya yang sudah mengakar di kalangan umat Hindu.

“Jadi, jika (arak-arakan ogoh-ogoh) ditangguhkan, maka tidak mengurangi arti Hari Raya Nyepi,” ujarnya kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi. Meski arak-arakan ogohogoh ditiadakan, umat Hindu Banyuwangi tetap melaksanakan ritual mabubu. Ritual tersebut dilakukan masing-masing rumah tangga dengan mecaru alit atau memberi semacam sesaji berupa bawang putih dan bumbu dapur yang sudah diperciki tirta kamandalu kepada roh jahat.  

“Di harapkan, roh jahat keluar dari lingkungan sekitar dan kembali ke alamnya. Sehingga, lingkungan sekitar menjadi damai,” kata Ketut. Masih menurut Ketut, melalui peringatan Nyepi, umat Hindu berharap kehidupan di dunia damai dan alam semesta memberikan cinta kasih kepada umat. “Sehingga, kehidupan di dunia bisa mencapai kesejahteraan untuk umat secara umum,” pungkasnya. (radar)