Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Menerapkan Kurikulum 2013 Siapkan 250 Juta Buku Baru

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

menerapkanUntuk Menerapkan Kurikulum 2013

KABAT – Minat lulusan sekolah menengah atas (SMA) sederajat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi ternyata masih minim. Secara nasional, lulusan SMA yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi hanya sekitar 30 persen dari total lulusan setiap tahun. Data itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Ainun Na’im pada acara sosialisasi Kurikulum 2013 di kampus Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) kemarin (6/6).

Dalam kesempatan itu, Ainun menyampaikan, sebagian besar atau sekitar 70 persen lulusan SMA tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pemerintah saat ini kerja keras merangsang lulusan SMA agar berminat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah mempercepat pemberlakuan Kurikulum 2013. “Dengan Kurikulum 2013 diharapkan jumlah lulusan SMA yang kuliah naik jadi 70 persen dalam kurun waktu 5 hingga 10 tahun ke depan,” ungkap Ainun.  

Ainun mengungkapkan, penerapan Kurikulum 2013 sangat efektif dalam mendorong Indonesia lebih maju. Dia memaparkan, Indonesia memiliki 45 juta penduduk yang memiliki daya beli tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki nilai ekonomi sangat besar. Selain itu, Indonesia juga termasuk 16 negara berpengaruh di dunia. Sementara itu, Indonesia memiliki 50 juta lebih siswa. Jumlah tersebut sangat potensial jika dikelola dengan baik. Salah satu cara mengelolanya, mengoptimalkan Kurikulum 2013.

Kurikulum tersebut memfokuskan tiga hal, yakni pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. “Tiga hal itu diharapkan bisa membentuk siswa lebih produktif, kreatif, inovatif, dan efektif,” katanya. Dia juga menjelaskan mengapa kurikulum pendidikan Indonesia tidak statis, karena Indonesia membutuhkan sistem kurikulum yang bisa menyesuaikan perubahan. Kurikulum 2013 bertujuan merangsang pertumbuhan kreativitas. 

Sistem yang terdiri atas tahap observing (mengamati), questionity (menanya), associating (menalar), experimenting (mencoba), dan networking (membentuk jaringan), dapat membentuk karakter yang kreatif dan seimbang. Guna mendukung program tersebut, pemerintah telah menyiapkan 250 juta buku untuk tingkat SD, SMP, dan SMA. Direktur Poliwangi Asmuji berharap penerapan Kurikulum 2013 dapat menghasilkan siswa yang berkualitas.

Poliwangi sebagai instrumen pendidikan tinggi di Banyuwangi siap menerima siswa-siswa berkualitas tersebut. Pada acara itu hadir Sekretaris Kabupaten (sekkab) Slamet Kariyono. Slamet menyampaikan, Banyuwangi menerima penghargaan Pro Poor Award 2014 karena adanya jaminan pendidikan bagi rakyat Banyuwangi. “Banyuwangi siap menyiapkan generasi emas melalui penerapan Kurikulum 2013,” katanya. (radar)