Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mengenal Bedil Justru dari Sang Pacar

MUDA: Para juara menembak berpose di aula Jenderal Sudirman Kodim 0825 Banyuwangi kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
MUDA: Para juara menembak berpose di aula Jenderal Sudirman Kodim 0825 Banyuwangi kemarin.

Perbakin Banyuwangi menorehkan prestasi dalam kejuaraan menembak Piala Dandim Bondowoso pada 27 hingga 29 April 2012 lalu.
Enam atlet Banyuwangi mampu membawa gelar juara umum dengan empat medali emas, satu perak, dan satu perunggu.
-NIKLAAS ANDRIES, Banyuwangi-

SUASANA  Aula Jenderal Sudirman sedikit berbeda dari biasa. Ruang pertemuan di dalam halaman Makodim 0825 itu diisi kursi-kursi yang tersusun rapi. Tiga meja terlihat paling menonjol; satu berada di tengah dan dua berada di sisi kanan dan kiri. Sebuah backdrop warna merah putih menghiasi belakang meja paling tengah. Sementara itu, kursi berwarna hijau menghadap ke meja utama.
Menebak peruntukannya pun tidak sulit. Sebab, beberapa papan nama sudah dipersiapkan.

Meja paling depan dipersiapkan untuk Dandim 0825 Letkol Inf. Muslimin Fasya dan Wakapolres Banyuwangi Kompol Mohamad Aldian. Meja di sisi kanan diperuntukkan pengurus Perbakin. Meja di sisi kiri disediakan khusus untuk enam atlet tembak yang berprestasi. Mereka adalah Mohamad Gufria Suryata, Nurliya Wardatun Nafisah, Sherly Margaretha, Fidianti Dwi Arista, Ahmad Gufron, dan Bayu Yudha.

Sementara itu, meja yang menghadap ke meja utama diperuntukkan kalangan perwira Makodim 0825 Banyuwangi dan anggota Persit.  Mereka tampak khusyuk mengikuti acara yang diselenggarakan sebagai peng-hormatan atas anggota Kodim 0825 dan atlet Perbakin Banyuwangi yang mengi-kuti kejuaraan menembak Piala Dandim Bondowoso. Wajah tegang terpancar jelas saat Dan-dim Muslimin mengalungkan medali yang diperoleh para atlet.

Ucapan selamat dan tepuk tangan pun menjadi spirit atas pres-tasi mereka. Kemampuan mereka telah membawa Banyuwangi menjadi juara umum dalam even yang digelar pekan lalu tersebut. “Rasanya senang dan bangga,” ujar Peltu Ahmad Gufron, peraih medali emas di nomor metal siluet nontele 17 me-ter kategori TNI. Mereka tampil dengan persiapan mepet, karena informasi penyelenggaraan baru diterima sehari sebelum kejuaraan di-buka.

Namun, itu tidak membuat  sniper Perbakin Banyuwangi itu lesu darah. Ber-bekal latihan rutin yang sudah dilak-sanakan setiap hari, mereka tetap tampil percaya diri. Padahal, lawan yang diha-dapi memiliki jam terbang dan penga-laman yang lumayan tinggi. Resepnya sederhana dan tidak rumit. Menurut Ahmad Gufron dkk, ketenangan, konsentrasi, dan percaya diri, adalah sen-jata untuk menang. Padahal, di antara mereka, yakni Fidianti Dwi Arista dan Sherly Margaretha, masih asing dengan senjata.

“Saya baru pegang senjata sehari sebelum lomba. Sebelumnya cuma lihat saja saat yang lain latihan,” akunya. Namun, awam terhadap senjata api membuatnya justru tampil lepas. Sherly yang main di nomor metal siluet  nontele 17 meter untuk pelajar mampu menyabet medali emas. Sementara itu, Fidianto Dwi Arista mampu menyumbang medali perunggu. Bagi keduanya, menembak merupakan olahraga mengasyikkan.

Sebab, olahraga tersebut juga membutuhkan mental dan ketenangan yang luar biasa. Tanpa dua hal itu, seorang penem-bak bisa gagal mencapai target. Kini kemampuan menembak sudah mereka mi-liki sebagai calon penembak masa depan Banyuwangi. Fisdianty mengenal olahraga tersebut dari sang pacar, Mohamad Gufria Suryata. Kebetulan, sang pacar juga menyabet medali emas di nomor metal siluet nontele 17 umum putra.

Lewat aksi yang pujaan hati saat latihan, Fisdianty menjadi terta-rik ikut mengasah kemahiran membidik dan tarikan pelatuk senapan.
Hal sama juga dialami Sherly. Perkena-lannya dengan Ahmad Gufron yang tidak lain orang tua Mohamad Gufria Suryata dan Nurliya Wardatun Nafisah, dia me-ngenal olahraga menembak. “Awalnya sih grogi dan takut meleset, tapi lama-lama menjadi biasa,” ujar Sherly.Lain halnya dengan Gufria dan Nurliya.

Keduanya mengenal olahraga menem-bak dari orang tuanya yang sebagai ang-gota TNI, Peltu Ahmad Gufron. Lewat la-tihan rutin di halaman rumahnya, ke-duanya mengasah kemampuan mem-bidik sasaran secara tepat. Meski demi-kian, Nurliya lebih dahulu akrab dengan senjata. Sejak duduk di bangku SMP, dia sudah mahir memainkan senapan laras panjang. Sementara itu, sang kakak baru mengge-luti olahraga tersebut dua tahun terakhir.  “Ya olahraga ini lumayan asyik  sih,”  u j a r Gufria. (radar)