Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Minta Tambahan 14 Komputer

BUTUH WAKTU LAMA: Warga melakukan pendataan e- KTP di kantor Kecamatan Banyuwangi kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
BUTUH WAKTU LAMA: Warga melakukan pendataan e- KTP di kantor Kecamatan Banyuwangi kemarin.

BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi pesimistis program Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) rampung sesuai jadwal yang telah diinstruksikan pemerintah pusat. Pemicunya, komputer pembuatan e-KTP di Bumi Blambangan masih minim. Oleh karena itu, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) tengah mengajukan penambahan bantuan komputer kepada pemerintah pusat.

Seperti dikatakan Kepala Dispendukcapil Banyuwangi, Sudjani. Menurut Sudjani, e-KTP baru menyentuh sekitar 20 persen dari total 1,5 juta warga wajib KTP di Banyuwangi. Padahal, sesuai instruksi pemerintah pusat, e-KTP harus rampung pada pekan kedua bulan Oktober mendatang. Meskipun pelayanan e-KTP di seantero Banyuwangi sudah maksimal, Sudjani mengaku pesimistis pelaksanaan e-KPT di Banyuwangi akan selesai sesuai target pemerintah pusat.

“Bahkan, di beberapa kecamatan, pelayanan e-KTP dilaksanakan mulai pukul 07.00 sampai pukul 24.00. Tetapi, kalau alatnya (perangkat pembuat e-KTP) hanya dua per-kecamatan seperti saat ini, kami pesimistis target tersebut bisa terpenuhi,” ujarnya Senin lalu (11/6). Dijelaskannya, Banyuwangi merupakan daerah wajib KTP terbesar di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang. Hingga Senin kemarin, baru sekitar 300 ribu penduduk yang terlayani dalam pembuatan e-KTP.

“Normalnya, pembuatan e-KTP membutuhkan waktu lima menit per orang. Tetapi, kalau masyarakatnya awam, seperti manula, petani, dan lain-lain, waktu yang dibutuhkan bisa tujuh menit sampai delapan menit per orang,” jelas Sudjani. Untuk mengatasi persoalan itu, Dispendukcapil Banyuwangi telah mengajukan lagi bantuan perangkat pembuat e-KTP sebanyak 14 unit kepada pemerintah pusat melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pem- prov Jatim).

“Ada edaran dari Kemendagri, katanya akan ada pinjaman alat. Kita sudah mengajukan bantuan sebanyak 14 unit,” pungkas Sudjani. Seperti diketahui, pelaksanaan e-KTP di seantero Bumi Blambangan diwarnai antrean panjang. Bahkan, tidak sedikit warga yang sudah antre berjam-jam terpaksa kembali ke rumah dengan tangan hampa. Namun demikian, hal itu tidak mengurangi antusiasme warga dalam menyukseskan program e-KTP.

Buktinya, keesokan harinya, warga yang tidak terlayani itu kembali antre di kantor kecamatan. “Dua hari berturut-turut saya antre e-KTP di Kantor Kecamatan Kabat. Alhamdulillah, pada hari ke dua saya dapat mengakses layanan e-KTP itu,” ujar Dani, 34, warga Desa Dadapan, Kecamatan Kabat. (radar)