Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Monumen Pancasila Makin Merana

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

monumenCLURING – Kondisi monumen Pancasila Sakti yang di Dusun Cemetuk, Desa/Kecamatan Cluring kini sangat memprihatinkan. Padahal, bangunan untuk mengenang Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia (G 30 S/ PKI) itu memiliki nilai se- jarah yang sangat tinggi. Di sekitar monumen itu, ada tiga lubang yang dibuat mengubur 36 aktivis gerakan pemuda (GP) Ansor asal Muncar. Pata pemuda itu, sebelumnya telah diracun dan dibantai oleh anggota PKI dan simpatisannya pada 18 Oktober 1965.

Dalam peringatan keganasan PKI kemarin, tidak terlihat ada tanda-tanda aktivitas di sekitar monumen itu. Bahkan, lokasi itu ternyata juga kurang teramat. Banyak huruf pada tulisan di bawah patung Pancasila banyak yang hilang sehingga tidak membentuk kalimat. Lokasi monumen Pancasila Sakti, juga terlihat kurang perawatan. Sama sekali tidak ada bekas rehab, atau pengecatan pada lokasi yang dibangun pada tahun 1995 secara swadaya itu. 

Hari Sabtu besok, katanya akan ada siswa dari SMK dan MTs mau tabur bunga di sini, kemarin sudah bilang.” kata Supingi. 54. salah satu warga sekitar yang selama ini membersihkan monumen tersebut. Menurut Supingi, sekitar enam tahun lalu setiap 30 September monumen Pancasila Sakti itu rutin dijadikan tempat untuk menggelar kegiatan istighotsah dan doa bersama yang dilaksanakan oleh aktivis GP Ansor dari Kecamatan Gambiran. “Dulu sempat berjalan selama tiga kali, tapi setelah itu tidak lagi,” katanya.

Disisi lain, Supingi menuturkan sejak di bangun pada tahun 1995, monumen Pancasila Sakti itu juga belum pernah direhab atau mendapat biaya perawatan dari pemerintah. Sehingga, lanang perawatan dan banyak tulisan yang hilang. “Kalau dulu pernah dicat dari kecamatan, tapi itu sudah lama sekali,” ujarnya. Sementara itu, di tempat lain peringatan G30S/PKI diperingati oleh warga dengan cara memasang bendera merah putih setengah tiang di depan halaman rumahnya. Itu seperti terlihat di sepanjang Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran. Warga di sepanjang jalur tersebut kompak memasang bendera merah putih setengah tiang sebagai tanda berkabung mengenang keganasan PKI (radar)