Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

MTs Negeri Sambirejo Rintis Kelas Mumtaazah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
KELAS MUMTAAZAH: Para siswa Kelas Excellent praktik berbahasa Inggris dengan pembimbing dari Amerika Serikat.

BANGOREJO-Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Sambirejo,Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, membuat terobosan baru. Pada tahun ajaran 2011-2012, sekolah di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag), itu akan membuka program Rintisan Kelas Mumtaazah atau Excellent.

Langkah itu ditempuh, untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Karena dalam sudut pandang tertentu, sekolah di bawah naungan Kemenag itu dianggap sebagai lembaga pendidikan ‘nomor dua’ atau second choice.

Ketua Panitia Rintisan Kelas Excellent, MTs Negeri Sambirejo, Drs. Imam Syafi’i, MPdI menuturkan, program itu memberi peluang pada peserta didik yang berprestasi untuk lebih otonom dalam mengembangkan dan mengoperasionalisasikan pembelajaran di madrasah sesuai potensi yang dimiliki. Dengan demikian, setiap sekolah akan memiliki kompetensi dasar, yang minimal sama, terstandar secara nasional.

Namun dalam pelaksanaannya, peserta didik di kelas mumtaazah akan memiliki kelebihan dengan diberi pelajaran tambahan di samping fasilitas teknologi informasi. Pengembangan kurikukulum MTs Negeri Sambirejo, dengan program
kelas mumtaazah itu bertujuan, untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional, berpikir, dan berusaha mengubah paradigma pembelajaran lama ke paradigma baru.

“Yaitu paradigma yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran. Siswa sebagai individu unik yang harus dibelajarkan,” jelasnya. Dengan demikian, kurikulum madrasah yang terimplementasi dalam pembelajaran yang berlangsung di kelas, harus benar-benar multi cara, arah, dan yang pasti tidak uniform.

Dalam upaya mencapai keberhasilan program madrasah di masa datang, kekuatan-kekuatan dari sisi internal sekolah, antara lain ditunjang input berasal dari siswa lulusan SD/MI dengan UN yang homogen, yakni hanya untuk anak yang prestasi.

Selain itu, latar belakang pendidikan, sosial, dan ekonomi orang tua siswa relatif sama. Komite sekolah yang berasal dari unsur tokoh masyarakat dan alumni. Fasilitas pendidikan yang cukup representatif. Sumber daya manusia (SDM) tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten. “Dan terakhir, tentunya dukungan program pendidikan pemerintah, dalam hal ini Kemenag, dan Departemen Pendidikan Nasional sebagai mitra dalam pelaksanaan pendidikan nasional,” harapnya.

Peserta didik dalam Kelas Excellent adalah calon peserta didik dari SD/MI yang mendaftar dan memenuhi persyaratan atau kriteria yang ditetapkan panitia. Jumlah peserta didik dalam Kelas Excellent ada 34 siswa. Mereka mempunyai IQ di atas rata-rata dan berprestasi di SD/MI, yang dibuktikan dengan nilai rapor dan DANUN.

Ditambah keterangan lain yang mendukung, seperti sertifikat. Calon siswa harus berkelakuan baik dan bisa membaca Alquran. Bagi kelas VII dan VIII tahun ajaran 2011-2012, yang terpilih masuk kelas mumtaazah (kelas A) mengikuti program ini dalam sesi pengantar bahasa (bilingual).

Fasilitas yang disediakan untuk Kelas Excellent adalah LCD proyektor, TV, DVD player, AC, dan guru pembimbing yang profesional. “Selain itu juga ada praktik belajar bahasa Inggris dengan pembimbing dari Amerika Serikat (AS),” ungkapnya.

Selain praktik belajar bahasa Inggris dengan warga negara AS, MTs Negeri Sambirejo juga bekerja sama dengan Happy English Course, Kota Pare, Kediri. “Untuk pengembangan bahasa Arab, kami bekerja sama dengan pondok-pondok pesantren,” jelasnya.

Imam menuturkan, dengan input siswa khusus, proses pedidikan efektif dan fasilitas yang memadai, serta peran seluruh komponen sekolah, peluang menjadikan program kelas mumtaazah atau excellent, dapat tercapai. Dengan begitu MTs Negeri Sambirejo akan menjadi lembaga pendidikan yang efektif dari segi input, proses, output, dan outcome di masa kini dan masa akan datang.

Sehingga dengan sendirinya menghilangkan citra madrasah sebagai tujuan kedua. Sayangnya, timpal Sekretaris Program Mumtaazah, Eko H. Ridho, saat
program itu mulai dirintis, Kepala MTs Negeri Sambirejo, Dalyono, SAg dimutasi ke MTs Negeri Srono. “Kami berharap, kepala sekolah yang baru, bisa melanjutkan program yang sudah dirintis oleh Pak Dalyono,” harapnya. (RADAR)

Kata kunci yang digunakan :