Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Nenek-Nenek Digendam, Perhiasan Melayang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Tumiati-(paling-kanan)-bersama-saudara-dan-mi-instan-dari-pelaku-di-Desa-Yosomulyo,-Kecamatan-Gambiran,-Banyuwangi,-kemarin.

GAMBIRAN – Aksi gendam kembali terjadi kemarin (19/4). Kali ini korbannya Tumiati, 65, warga Dusun Sidorejo Wetan, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi.  Dalam aksinya itu, pelaku berhasil membawa kabur  perhiasan berupa kalung dan gelang  seberat 85 gram.

Aksi gendam yang menimpa korban itu terjadi sekitar pukul 11.00. Saat kejadian, nenek berusia  lanjut itu sedang duduk sendiri di teras rumahnya. “Tiba-tiba ada orang datang naik motor. Orang itu bilang membawa banyak hadiah dari Indomaret,” terang Tumiati.

Tanpa ada rasa curiga sedikit pun korban mengajak orang yang tidak dikenal itu masuk ke rumahnya. Selanjutnya, orang itu meminta  mengumpulkan orang tua yang  tidak mampu di sekitar rumahnya.  “Orang itu membawa satu sak beras, satu dus mi goreng, dan tiga bungkus sabun cuci,” ungkapnya.

Setelah para orang tua di sekitar rumahnya berkumpul, terang dia, dirinya diminta membagikan beras  satu sak, satu dus mi goreng, dan tiga bungkus sabun cuci, itu. Sebelum membagikan, orang misterius itu menyuruhnya melepas gelang yang dipakai agar kelihatan orang tidak mampu ketika ada survei.

Bukan hanya perhiasan milik Tumiati yang diminta dilepas, kalung milik Sony, 85, ibu kandung Tumiati, juga dilepas dan disembunyikan agar tidak diketahui saat ada survei. “Kalung dan gelang tidak boleh disimpan di lemari.   Orang itu minta disimpan  di magic jar,” ungkapnya.

Menurut Tumiati, orang aneh itu menyatakan kalau perhiasan disimpan di lemari, bila tim survei itu datang akan berbunyi. “Orang itu sempat menelepon orang, katanya petugas survei yang menentukan dapat bantuan,” katanya.

Setelah menyimpan perhiasannya, Tumiati membagikan sejumlah barang yang dibawa orang misterius itu kepada para nenek yang dipanggil. “Setelah saya membagi beras dan mi goreng yang dibawa orang aneh itu, saya masih disuruh mendata  orang tidak mampu untuk diberi  bantuan,” ungkapnya.

Setelah Tumiati menulis nama beberapa orang yang tidak mampu,  orang yang tidak dikenal itu kabur naik motor. Saat itu juga dirinya teringat  dengan perhiasan yang ditaruh di magic jar. “Ternyata perhiasannya sudah tidak ada. Kalung dan gelang beratnya 85 gram,” cetusnya. (radar)