Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Nginap di RSUD karena Camilan Seharga Rp 500

KERACUNAN: Indra Nurcahyo dirawat di RSUD Blambangan.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
KERACUNAN: Indra Nurcahyo dirawat di RSUD Blambangan.

Dari 22 siswa SDN 1 Kemiren yang diduga keracunan keong goreng, yang paling parah adalah Indra Nurcahyo, 11. Bocah kelas empat itu terpaksa dilarikan ke RSUD Blambangan karena kondisinya terus merosot.
-AGUS BAIHAQI, Glagah-

TUBUH Indra Nurcahyo tampak lemas. Dia tidur di sebelah selatan di ruang instalasi rawat darurat (IRD) RSUD Blambangan. Di hidungnya terpasang selang untuk membantu pernapasan. Sedang di tangan kiri, jarum infus menancap.

Petugas medis di rumah sakit pe-lat merah itu masih terus mengawasi bocah yang bernasib malang tersebut. Orang tuanya selalu mendampingi dengan raut wajah cemas. “Bocah ini sepertinya me-mang keracunan, tapi kondisinya terus membaik kok,” cetus dr. Kasih Widi Astuti yang menangani Indra.

Raut wajah Indra yang terbaring di ruang pemeriksaan IRD itu pucat. Tapi, dia masih bisa berkomunikasi dengan baik, mesti bica-ranya pelan-pelan. “Perut rasanya masih mual dan kepala pusing,” kata Indra saat ditemui wartawan koran ini. Dengan suara lirih, siswa kelas IV SDN 1 Kemiren, Kecamatan Glagah, itu mengisahkan, keracunan dialami para siswa di sekolahnya adalah setelah makan keong goreng.

“Saya membeli dan makan keong goreng itu sekitar pukul 06.30,” ujarnya. Bersama beberapa temannya, Indra membeli keong goreng kepada SRL, teman satu kelasnya. Secara kebetulan, SRL diminta tantenya yang berinisial NHT menjualkan camilan itu. “Yang membeli teman-teman semua,” katanya.

Harga sebungkus keong goreng tersebut hanya Rp 500. Pagi itu Indra hanya membeli satu bungkus. Jajanan tersebut dimakan sebelum mengikuti upacara bendera yang rutin dilakukan setiap Senin pagi. “Setelah makan tidak ada rasa apa-apa,” jelasnya.

Selama mengikuti pelajaran pada jam pertama dan kedua, para siswa juga belum mengalami apa-apa. Tapi ketika akan istirahat, gejala keracunan mulai dirasakan. “Tiba-tiba kepala pusing dan perut mual,” katanya. Sekitar pukul 09.15, suasana di SDN 1 Kemiren menjadi geger. Para siswa yang membeli keong goreng pagi itu mengaku mual dan pusing. Juga ada yang merasa gatal-gatal.

“Beli keong di SRL semua, dan SRL baru kali ini jualan camilan di sekolah,” kata Indra. Sehari SRL jualan keong goreng di sekolah, sedikitnya 22 siswa membeli. Gadis cilik itu sempat semringah karena jajanan yang dijual laris manis. Mereka yang membeli jajanan tersebut umumnya siswa kelas tiga dan empat. “Semua siswa yang mengaku makan keong goreng, oleh gurunya dibawa ke puskesmas,” sebut Mardiyah, salah satu perawat di Puskesmas Paspan.

Dari 22 siswa, tujuh anak tidak mengalami keracunan. Selebihnya, ada yang mengaku gatal-gatal, mual, pusing, dan mual dan pusing. “Yang paling banyak itu merasa pusing. Kalau yang merasa gatal-gatal dan mual hanya empat anak,” cetusnya. (radar)