Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

NU Tidak Pernah Melarang Kritik

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Sarasehan bertema Gerakan NU di Tengah Lingkaran Kekuasaan berlangsung gayeng kemar in. NU dianggap sudah terkontaminasi kekuasaan sempat terlontar dalam acara yang digelar dalam rangka memperingati hari lahirnya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-52 di Hotel Ikhtiar Surya, Banyuwangi, kemarin.

Dua narasumber anggota DPR RI Zaini Rahman dan Wakil Ketua PC NU Banyuwangi KH. Ali Makki Zaini yang dihadirkan dalam acara itu juga menangkis sindiran dan rumor tersebut. “Saya ingin menyampaikan bahwa NU adalah alat perjua-ngan,” cetus Gus Makki, sapa-an Ali Makki Zaini.

Menurut Gus Makki, tidak benar bahwa yang dilakukan PC NU Banyuwangi melulu urusan politik dan kekuasaan. Sebab, tugas NU adalah demi kemaslahatan umat. “Kalau tidak percaya, ayo anak PMII ikut kegiatan saya selama se-minggu saja, nanti akan tahu yang diurus PC NU,” tantang kiai yang suka pakai sarung itu.

Sementara itu, Zaini Rahman menyebut, NU adalah kompo-nen terpenting dalam perjalanan bangsa. Bahkan, NU bisa disebut sebagai jimatnya Indonesia. “Sumbangan NU terhadap bangsa Indonesia sangat luar biasa, hanya saja kurang ditonjolkan,” cetusnya. Zaini menyebut, dalam perang 10 November di Surabaya yang lebih dikenal adalah heroiknya Bung Tomo.

Padahal, semangat membaranya perjuangan arek-arek Suroboyo itu setelah ada resolusi jihad yang difatwakan pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari. “Dalam sejarah yang ditonjolkan hanya Bung Tomo, peran KH. Hasyim Asy’ari kurang tam-pak,” katanya.

Peran NU yang besar terhadap bangsa ini hingga kini masih diakui rakyat Indonesia. Dalam beberapa survei, ternyata minat rakyat terhadap NU masih tinggi. “Dalam rea-litas politik, 40 persen rakyat Indonesia masih memilih NU,” sebutnya. (radar)