Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Omzet Nasi Pecel dan Brem Meningkat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

omsetPekan Olahraga Provinsi (Porprov) IV Madiun telah usai. Sebagai calon tuan rumah, Banyuwangi berhasil fi nis di posisi kesepuluh dari 38 kota dan kabupaten se- Jawa Timur. Apa saja yang perlu ditiru dari tuan rumah Madiun?

KOTA Madiun mendadak sesak saat Porprov IV dilaksanakan. Ham pir sepuluh ribu orang dari pen juru Jawa Timur memadati kota yang dipimpin Wali Kota Bambang Iri anto tersebut. Jumlah itu tampak je las saat upacara pembukaan even dua tahunan tersebut di Stadion Wilis, Kota Madiun. Arus lalu lintas padat sejak tiga jam sebelum acara dibuka. Padahal, Porprov baru dibuka pukul 19.00.

Na mun, keluwesan panitia dalam me ngatur kesiapan jalan raya me nyebabkan kemacetan tidak terjadi Bahkan, parkir kendaraan te tap bisa disusun dengan nya man tanpa ha rus takut terjebak ke macetan. Kesuksesan Kota Madiun menjadi penyelenggaraan Por prov IV juga di dukung sarana yang memadai. Salah satunya adalah keberadaan venue uta ma, yakni Stadion Wilis. Stadion yang menjadi kandang Madiun Putra itu mampu menampung tidak ku rang dari sepuluh ribu orang.

Mereka menyemut di dalam dan di luar stadion demi me nyak sikan even olah raga akbar se-Jawa Timur itu. Di dalam sta dion, sebuah panggung rak sasa lengkap tiga layar raksasa ber diri kokoh. Meski sempat am bruk lima jam sebelum pem bukaan, insi den itu tidak me nyurutkan ke lan caran upacara pem bukaan. Ragam atraksi ditampilkan demi memeriahkan acara yang di buka Gu bernur Jawa Timur Soe karwo ter sebut.

Ada defi le pe serta, tari gam byong, dan atrak si lampu la ser. Penonton pun takjub dengan ge laran pe mungkas kembang api di atas la ngit Kota Madiun. Penyanyi ke namaan, Ahmad Dani, men jadi artis pembuka di acara ter sebut. Di luar stadion, layar raksasa se ngaja di  asang di empat penjuru la pangan. Itu ditujukan kepada ma syarakat yang tidak kebagian tempat di dalam stadion.

Pembukaan yang ber langsung lebih-kurang dua jam itu pun seolah membuat denyut Kota Ma diun terhenti sejenak. Bisik-bisik di kalangan pejabat Ma diun, pemerintah kota se tem pat me nga lokasikan dana lebih-kurang Rp 10 miliar un tuk kemeriahan dan kesuksesan ajang multieven ter sebut. Di luar kemegahan pem bu kaan, pe laksanaan, dan pe nutupan, Kota Madiun me nunjukkan wajah aslinya se bagai kota ku liner khas pe cel.

Even dua tahunan itu ru pa nya juga menjadi berkah tam bahan bagi pedagang ma kanan bersambal kacang itu. Tidak perlu jauh-jauh untuk mencicipi makanan yang satu itu. Para pedagang pecel mendadak seperti ja mur di musim hujan. Selain menjajakan da gangan di lokasi yang sudah menjadi ak tivitas rutinnya, para pedagang juga men jajakan dagangannya ke hadapan konsumen.

Dengan sepeda atau keranjang, pedagang nasi pecel berkeliling kota dari hotel ke hotel hingga ke arena pertandingan. Cita rasa pecel Madiun yang khas membuat banyak konsumen ketagihan. Ditambah lagi harganya yang murah. Itu membuat makanan tersebut laris manis. “Rasanya beda dengan pecel Banyuwangi. Selain itu, harganya juga murah. Satu porsi cuma Rp 3.000,” ujar Arifin, salah satu utusan Porprov Banyuwangi.

Tidak hanya pecel, Madiun juga identik dengan makanan khasnya, yakni brem. Makanan berbahan sari tape itu juga tidak ketinggalan diburu kontingen dari penjuru Jawa Timur. Aksi borong pun terjadi di beberapa sentra oleh-oleh khas Kota Madiun menjelang penutupan Porprov. Dengan menenteng oleh-oleh dari Kota Madiun, kemudian peserta mengikuti se remoni penutupan Porprov yang juga di pusatkan di Stadion Wilis.

Meski lebih sederhana dibandingkan pembukaan, kehadiran Th e Virgin dan Mulan Jameela menjadi penutup hajatan dua tahunan tersebut. Pesta kembang api menjadi penutup rangkaian dua tahunan tersebut. “Mudah-mudahan di Banyuwangi nanti lebih meriah dan bisa digelar lebih bagus daripada di Madiun,” ujar Arifi n, salah satu kontingen Banyuwangi. (radar)

Kata kunci yang digunakan :