Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ormas Islam Minta Penertiban Petasan

ASAP: Pedagang kembang api di Jalan Satsuit Tubun, Banyuwangi, kemarin malam.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
ASAP: Pedagang kembang api di Jalan Satsuit Tubun, Banyuwangi, kemarin malam.

BANYUWANGI – Maraknya mercon dan sejenisnya yang menimbulkan ledakan setiap bulan Rama dan mendapat perhatian serius kalangan organisasi masyarakat (ormas) Islam. Mereka mendesak aparat kepolisian segera menertibkan barang tersebut, karena dianggap banyak mudaratnya.

Masalah petasan ternyata sudah dibahas secara khusus oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi sebelum Ramadan datang. “PCNU sudah membahas dan meminta semua umat Islam tidak main mercon,” cetus Rais Syuriah PCNU Banyuwangi, KH. Ahmad Hisyam Syafaat.

Menurut Kiai Hisyam, ada beberapa alasan yang membuat PCNU Banyuwangi membuat larangan bermain petasan, di antaranya petasan dapat mengganggu ketenangan lingkungan dan sebagai bentuk pemborosan. “Membeli petasan itu pemborosan,” katanya. Selain itu, jelas dia, PCNU juga memutuskan bahwa mercon bisa mengganggu keamanan, baik bagi yang menyalakan mercon maupun yang berada di sekitarnya.

“Membeli petasan sebenarnya juga mubazir,” ungkap pengasuh Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, itu. Untuk menertibkan petasan yang Ramadan ini cukup marak, Kiai Hisyam mengajak semua pihak agar menahan diri dengan tidak membuat atau membeli petasan. Sebab, bahaya petasan menjadi tanggung jawab semua orang.

“Aparat kepolisian juga ikut menertibkan petasan yang banyak di pasaran,” pintanya. Senada dengan PCNU Banyuwangi, Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Banyuwangi Ustadz Syuhada Asyari menyebut, petasan sangat mengganggu masyarakat. “Baik yang puasa maupun yang tidak, sama-sama terganggu,” sebutnya.

Syuhada mengaku, PD Muhammadiyah sebenarnya juga pernah membahas masalah pe tasan tersebut. Karena itu, pihaknya mengajak semua pihak agar bersama-sama menjaga ke tenangan dan ketertiban selama Ramadan. “Saat ibadah sering terdengar suara petasan,” cetusnya. Syuhada menyebut, saat dilaksanakan salat tarawih dan ta darus, suara mercon sering ter dengar cukup keras. Suara itu tentu sangat mengganggu.

“Aparat kepolisian diminta menertibkan petasan,” harapnya. Tidak mau kalah, sekretaris Ma jelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi H. Nur Khozin Cholil mendesak aparat kepolisian bertindak cepat da lam mengatasi petasan yang sudah marak. “Petasan sangat membahayakan,” ujarnya. Khozin menyebut, aparat Polres Banyuwangi sebenarnya memiliki komitmen yang tinggi dalam mengatasi mercon. Makanya, pihaknya menunggu komitmen itu di awal Ramadan ini. “Pada acara pemusnahan minuman keras, polisi berjanji akan menertibkan petasan, kita tunggu gerakannya,” katanya. (radar)