Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pamer Topi dari Sampah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
PEMANDU SORAK: Kelompok dasawisma mengenakan bermacam aksesori yang diolah dari sampah plastik di arena Car Free Day Jalan A Yani Banyuwangi kemarin.

BANYUWANGI  – Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), kemarin (18/3) memanfaatkan area  car free day untuk mendeklarasikan program Banyuwangi merdeka dari sampah. Dalam deklarasi tersebut, DKP memamerkan hasil pengolahan sampah anorganik kepada publik.

Pada tahun 2014 mendatang, DKP menargetkan Banyuwangi bebas dari sampah atau Banyuwangi merdeka dari sampah. Pelaksana tugas (Plt) Kepala DKP Banyuwangi, Arief Setiawan menjelaskan, pada tahun 2011 lalu, penduduk pusat kota Banyuwangi dan sekitarnya mencapai 246.339 jiwa.

Dari jumlah itu, warga berpotensi memproduksi 492 meter kubik sampah setiap hari. “Untuk mengangkat sampah sebanyak itu, kita butuh armada 35 truk dengan rotasi dua kali sehari,” tegas Arief. Sementara hingga saat ini, DKP hanya memiliki sembilan armada truk sampah untuk membuang tumpukan sampah sebanyak itu.

Karena itu, untuk mengurangi volume sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPSA), DKP melaksanakan program pemilahan sampah.Selain membentuk kader pemilah sampah, DKP juga menggandeng ibu-ibu anggota kelompok dasawisma. Hingga saat ini, sudah ada sekitar 50 kelompok dasawisma yang tersebar di 27 Kelurahan sebagai kader pemilah sampah.

Hasil survei DKP pada periode November hingga Desember 2011 lalu, kader tersebut sudah berhasil memilah sampah anorganik sekitar 934,50 Kg per bulan. Sedangkan pada Januari 2012, produksi sampah anorganik Kota Banyuwangi mencapai 99,43 meter kubik setiap harinya, atau 2.982,79 meter kubik setiap bulan.

“Kalau diangkut ke TPA membutuhkan 14 truk dengan kapasitas tujuh kubik setiap hari,” beber Arief. Hasil pemilahan sampah yang dilakukan kelompok dasawisma itu, kata Arief, ada yang diolah menjadi barang bermanfaat. Salah satu hasilnya, telah dipamerkan di kawasan car free day Jalan A Yani Banyuwangi kemarin.

“Contohnya, sampah plastik yang berasal dari bungkus mi dan sabun deterjen, bisa dibuat menjadi topi cantik,” katanya. Arief menambahkan, DKP akan terus memperbanyak kader pemilah sampah. Hal itu bertujuan untuk menyongsong program Banyuwangi merdeka dari sampah.

Selain memperbanyak kader pemilah, DKP juga akan menggandeng kalangan kampus dan media massa. “Kita akan melakukan MoU dengan kampus dan media massa untuk bagi tugas dalam program itu,” tegasnya. (radar)