Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pasokan Berkurang, Harga Cabai di Banyuwangi Tembus Rp 72.000

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Sejumlah ibu rumah tangga (IRT) di Banyuwangi harus merogoh kocek lebih dalam lagi hanya untuk mencukupi urusan dapur rumah tangganya. Sebab, harga beberapa jenis bumbu masakan naik drastis akhir pekan ini. “Lakon” utamanya adalah cabai rawit.

Di tingkat konsumen, harga cabai rawit tembus Rp 72 ribu per kilogram (kg), kemarin (10/3). Padahal, sehari sebelumnya, tepatnya Jumat (9/3), bumbu masakan berasa pedas itu dipasarkan “hanya” seharga Rp 62 ribu per kg. Artinya, hanya dalam tempo sehari, harga cabai rawit meroket Rp 10 ribu per kg.

Di Pasar Banyuwangi misalnya, sejumlah pedagang memasarkan cabai rawit di kisaran Rp 70 ribu sampai Rp 72 ribu per kg, tergantung jenis cabai yang dipasarkan. Cabai rawit berukuran kecil dijual lebih mahal karena rasanya lebih pedas dibanding cabai rawit berukuran besar.

Susnawati, salah satu pedagang itu mengatakan, cabai rawit berukuran kecil tersebut berasal dari wilayah Desa Grogol, Kecamatan Giri. Ciri-cirinya, lombok litik asal Grogol tersebut berbentuk panjang dan ramping. Sedangkan cabai rawit berukuran besar berasal dari wilayah Kecamatan Wongsorejo.

“Selain lebih pedas, cabai rawit berukuran kecil ini lebih tahan lama, tidak mudah busuk,” ungkap Susnawati.

Kenaikan harga cabai rawit, jelas dia, dipicu pasokan yang mulai menipis. Dikatakan, sebenarnya pasokan dari pengepul cukup lancar. Hanya saja, volume cabai yang dipasok berkurang.

“Menurut pengepul, panenan cabai di wilayah Grogol sudah hampir habis. Pun demikian dengan panenan di wilayah Kecamatan Wongsorejo, khususnya di Desa Bengkak dan Bangsring,” kata dia.

Hal yang sama diutarakan Syamsul, pedagang yang lain. Menurut dia, harga cabai merangkak naik dari Rp 40 ribu per kg sejak sekitar 2-10 hari lalu. Namun, kenaikan paling drastis terjadi kemarin pagi, yakni dari Rp 60 ribu menjadi Rp 70 ribu.

Bedanya, Susnawati mengaku cabai rawit yang dia jual berasal dari Banyuwangi. Sedangkan Syamsul mengatakan, komoditas berasa pedas yang dia pasarkan berasal dari wilayah Pare, Kediri.

Pengamatan wartawan, bentuk cabai yang diklaim asal Wongsorejo maupun Kediri nyaris sama. “Cabai rawit yang seperti ini memang kurang bagus, Mas. Lebih mudah busuk,” aku Syamsul.

Syamsul memprediksi, harga cabai yang cenderung mahal seperti kemarin bakal berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Sebab, panen cabai di Banyuwangi semakin sedikit sehingga pengepul harus mendatangkan cabai dari luar daerah.

Sementara itu, selain cabai, kenaikan harga juga terjadi pada beberapa jenis bumbu masakan yang lain. Seperti bawang merah dan cabai merah. Harga bawang merah naik dari Rp 18 ribu menjadi Rp 24 ribu per kg. Sedangkan harga cabai merah naik dari Rp 32 ribu menjadi Rp 34 ribu per kg sejak kemarin.

Kabar baiknya, di tengah tren peningkatan harga cabai dan bawang merah, beberapa komoditas yang lain, yakni tomat dan ranti, justru turun harga. Harga tomat turun dari Rp 20 ribu ke Rp 12 ribu per kg sedangkan harga ranti merosot dari Rp 12 ribu menjadi Rp 8 ribu per kg. “Penurunan harga tomat dan ranti terjadi sejak sepekan terakhir,” pungkasnya.

Kata kunci yang digunakan :