Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Paspor Kembali ke Tangan, Kepulangan Jamaah Umrah Masih Belum Jelas

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Kejelasan kepulangan 41 jamaah umrah asal Banyuwangi yang kini tertahan di Makkah masih kabur. Hingga kemarin, pihak keluarga yang masuk dalam rombongan ibadah umrah belum menemukan titik terang.

Kabar baiknya, masalah paspor yang sempat ditahan pihak hotel lantaran biro perjalanan yang memberangkatkan mereka belrun melunasi biaya sewa sudah bisa diambil kembali. lni menyusul peran muassasah yang membantu mengembalikan paspor ke tangan jamaah.

Muassasah merupakan organisasi gabungan antara mutawif pembimbing tawaf yang biasa disebut syekh dan munawir. Atau istilah gampangnya disebut dengan pembimbing ziarah. Muassasah mempunyai tugas dan kewajiban antara lain menyambut kedatangan jamaah umrah dan memberi petunjuk yang diperlukan jamaah dan memperhatikan keperluan mereka selama di Saudi Arabia.

Badan ini merupakan lembaga semi pelat merah untuk urusan haji dan umrah di Tanah Suci. “Alhamdulillah paspor sudah bisa dipegang lagi. lni setelah muassasah turun tangan,” ujar Budi Hermawan, salah satu pihak keluarga jamaah umrah.

Seluruh jamaah kini di bawah bimbingan muassasah telah ditempatkan di sebuah hotel tidak jauh dari bandara King Abdul  Saudi Arabia. Meski sudah memeganng paspor, kepulangan empat orang anggota keluarga Budi dan puluhan jamaah umrah masih belum jelas.

Izin tinggal jamaah umrah tinggal menyisakan lebih kurang sepuluh hari lagi. Di samping itu, Budi juga menyayangkan belum adanya langkah kongkrit dari biro perjalanan. Malah saat muassasah turun tangan, pihak biro perjalanan sempat meminta jamaah untuk kembali menyetor uang. Besarannya mencapai Rp 15 juta per orang. Uang itu akan digunakan untuk membayar hotel dan tiket pulang ke Indonesia.

Namun, pennintaan itu tak dipenuhi oleh pihak keluarga. Yang justru dikhawatirkan izin tinggal jamaah umrah di Tanah Suci segera habis. Bila sampai habis tentu saja mereka dapat dipulangkan langsung oleh pemerintah Saudi Arabia.

Huda, salah satu warga yang keluarganya ikut tertahan di Makkah menuturkan, pihaknya bisa saja memulangkan keluarganya ke tanah air. Sebab, ongkos pulang bisa dengan mencari tiket pesawat cuma Rp 10 iuta per orang. Namun, hal itu tidak akan menyelesaikan masalah. Sebab, jamaah berjumlah 41 orang ltu hampir 80 persen didominasi oleh kalangan usia di atas 60 tahun. Rasa kemanusiaan dan kebersamaan membuat jamaah memilih bertahan bersama di negeri orang.

“Di samping itu kami juga menunggu niat baik dari biro travel yang memberangkatkan itu,” katanya. Sementara itu, menanggapi laporan keluarga jamaah, Polres Banyuwangi masih mengumpulkan alat bukti. Kasatreskrim Polres Banyuwangi AKP Dewa Putu Prima Yogantara Parsana mengaku belum bisa menaikkan status kasus ini menjadi penyelidikan.

“Kami masih mengumpulkan alat buktinya. Lagi orang yang berkaitan dengan masalah ini masih berada di Makkah,” ujarnya.  Seperti diberitakan kemarin , sebanyak 41 jamaah asal Banyuwangi yang mengikuti ibadah umrah lewat biro perjalanan haji asal Glenmore, Al Fajr Tour and Travel tertimpa masalah.

Puluhan jamaah umrah ini berangkat ke Tanah Suci akhir Desember 2016 lalu. Mereka dijadwalkan tiba di tanah air 7 Januari. Nyatanya, hingga kini mereka masih berada di Saudi Arabia. Jamaah tertahan dl Tanah Suci Makkah lantaran masalah administrasi.

Salah satu keluarga jamaah yang tertahan di Makkah, Budi Hermawan menuturkan, ada empat anggota keluarganya yang berangkat ke Tanah Suci. Meraka adalah Ernabudi, 41, Masriyah, 60, Amanah, 60, dan Nunung Widiastuti. Masalah yang membelit jamaah adalah administrasi.

Biro perjalanan yang membawa mereka pergi ke Makkah ternyata belum melunasi biaya hotel. Imbasnya, puluhan jamaah tertahan disana karena pihak hotel menahan paspor jamaah. (radar)