Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pegawai MABIMS Kunjungi Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pegawaiNyaman Bagi Tumbuhnya Toleransi Beragama
BANYUWANGI – Banyuwangi tidak hanya menjadi kota budaya yang berpijak pada kearifan lokal dan nilaI-nilai lslam. Kabupaten ujung timur Pulau Jawa, ini juga menjadi tempat nyaman bagi tumbuhnya toleransi antar umat beragama. Bahkan Banyuwangi telah dinobatkan menjadi kota welas asih alias compassionate city pertama di Indonesia. Hal itu disampaikan Bupati Abdullah Azwar Anas saat menerima kunjungan rombongan pegawai di lingkungan Menteri Agama Brunai Darussalam, Indonesia.

Malaysia dan Singapura (MABIMS) di pendapa Sabha Sangata Blambangan. Sabtu malam (25/10). Bupati Anas mengatakan. MABIMS menunjukkan adanya hubungan yang erat di antara generasi muda Islam di empat tersebut. “Hubungan ini menjadi modal yang penting bagi penguatan peran umat Islam dalam kemajuan dunia, khususnya di kawasan Asia.” kata Bupati Anas. Saat ini, kata Bupati Anas, generasi muda Islam dihadapkan beberapa tantangan yang nyata. 

Pertama adalah tantangan teknologi informasi (IT). Hanya dengan memiliki gadget, berbagai informasi bisa diakses dengan mudah oleh siapapun. Namun tidak ada yang bisa mengontrol informasi apa saja yang diakses oleh anak-anak muda ini melalui gadget tersebut. “Melalui gadget seseorang bisa meraih pahala. Namun sebaliknya, gadget bisa disalahgunakan. Melalui media sosial kita juga bisa mengabarkan kehidupan umat muslim Asia yang hangat dan bersahabat,” ujarnya.

Tantangan berikutnya yang di hadapi generasi muda lslam ada lah tantangan demografi di mana pertumbuhan umat muslim sangat tinggi di Asia khususnya lndonesia. Saat ini Banyuwangi saja penduduknya 1.5 juta di mana 90 persen di antaranya merupakan umat muslim. Jumlah umat islam di Banyuwangi akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Karena itu diperlukan langkah-langkah antisipasi untuk menghindari terjadinya masalah ketenagakerjaan di masa yang akan datang. 

“Tidak hanya mempersiapkan diri dengan ilmu dan keterampilan, namun di antara generasi muslim harus memiliki pijakan yang kuat dan soliditas untuk maju bersama,” imbuh Bupati. Kesempatan tersebut juga di manfaatkan Bupati Anas juga “menjual” Banyuwangi. Anas mengatakan, Banyuwangi adalah kota budaya yang terus mempertahankan kearifan lokal dan juga nilai-nilai islam yang dianut oleh mayoritas penduduknya.

Termasuk dalam pengembangan pariwisata. Banyuwangi benar-benar menjaga daerah dari efek negatif pariwisata. Sahli satu contohnya dengan melarang berdirinya karaoke baru. “Kebijakan ini dianggap tidak pro investasi tapi kenyataannya justru investasi yang masuk Banyuwangi naik sampai 1.100 persen tanpa karaoke,” ujar Bupati. Selain itu, pengembangan pariwisata di Banyuwangi juga di kembangkan dengan berbasis masyarakat. 

Di mana masyarakat sekitar lokasi wisata terlibat dalam pengembangan pariwisata dan merasakan manfaat ekonomi langsung dari kemajuan itu. “Contohnya di Pulau Merah, masyarakat terlibat langsung dalam pengelolaan wisata dan home stay milik masyarakat hidup dan menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.” lmbuh Bupati. Ketua delegasi Malaysia Mohamad Hariri menyampaikan perasaan kagum terhadap kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini. (radar)