Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pemanasan Jelang Tampil di Istana

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

gandrung-sewu

BANYUWANGI – Persiapan para penari gandrung yang akan ikut memeriahkan puncak hari Sumpah Pemuda Jumat depan (28/10) di Istana Negara sudah mencapai tahap akhir. Malam ini, 69 penari gandrung dan kuntulan bersama 22 panjak akan  bertolak ke Jakarta.

Latihan terakhir digelar di Taman Blambangan pagi kemarin. Mereka mempersiapkan tarian khas Banyu-  wangi itu agar bisa dinikmati para  petinggi di Jakarta nanti. Beberapa orang penari gandrung tampak menggunakan kaus berwarna hitam.

Sembari berlenggak-lenggok, para penari gandrung mengkolaborasikan gerakan-gerakan tari dengan penari kuntulan yang menggunakan baju putih. Tak hanya  itu, mereka juga mencoba formasi-formasi kipas yang sebelumnya sempat diperagakan dalam festival gandrung sewu.

Seperti formasi ombak dan formasi bunga. Dari arah pendapa Taman Blambangan, musik-musik etnik Oseng melengking dengan berbagai gending  khas pergelaran gandrung. Gulaidi,  salah satu pelatih yang ikut mempersiapkan gandrung itu mengatakan,  komposisi penari yang akan dibawa ke Istana Negara berasal dari berbagai  sanggar tari di Banyuwangi.

Seluruh penari gandrung yang berangkat adalah peserta dari festival gandrung sewu. “Ditambah beberapa orang penari kuntulan,’’ imbuhnya. Persiapan dilakukan tiga kali. Sebelum di Taman Blambangan, dua latihan sebelumnya dilakukan di lapangan Rogojampi.

“Kita yang ikut ini ada di bawah paguyuban sanggar tari se-Banyuwangi, kalau persiapan penari gandrung tidak terlalu susah. Hanya saja perlu disinkronkan dengan  penari kuntulan. Itu juga hanya kita siapkan  selama dua hari,” kata Gulaidi.

Dalam penampilan di Jakarta nanti, para penari gandrung akan diiringi 20 orang pemain musik tradisional asal Banyuwangi. Ditambah  dengan dua orang sinden gaek, yaitu Supinah dan Temuk, yang akan menyanyikan tembang-tembang seperti Ngranjang Gulo dan Kembang Menur.

“Ada juga instrumen selawat untuk mengiringi musik kuntulan,’’ kata Gulaidi. Pihaknya optimistis mereka bisa memberikan penampilan yang maksimal. Karena para penari  sendiri sudah diseleksi dan dipersiapkan dengan penampilan terbaik.

“Saya pribadi berharap suatu saat nanti gandrung sewu bisa dibawa ke istana. Bukan cuma beberapa penari saja. Saat ini yang kita berangkatkan harus dikurangi karena jatahnya sedikit. Sisanya kita siapkan untuk tampil di acara BEC,” tandas pelatih dari Sanggar Sayu Wiwit tersebut. (radar)