Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pemandangan Alam Menawan, Banyak Peninggalan Sejarah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
EKSOTIK: Pemandangan alam Pantai Rajegwesi yang dikelilingi pegunungan.

Pantai Rajekwesi yang
berlokasi di Dusun Rajekwesi, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, termasuk aset wisata yang dimiliki Banyuwangi.

Dengan panorama pantai dan pegunungan yang indah, pantai ini bisa dijadikan jujugan wisata alternatif. AGUS BAIHAQI, Pesanggaran SEJUMLAH anak-anak terlihat asyik bermain pasir di sisi barat Pantai Rajekwesi. Beberapa bocah lain saling kejar sambil sesekali menjatuhkan diri ke hamparan pasir yang tampak bersih.

Awan yang tidak terlalu tebal menyelimuti langit, membuat suasana di pantai semakin indah. Beberapa warga ada yang memanfaatkan suasana itu dengan jalan-jalan di pantai. Sejumlah pasangan muda juga ada yang bermesraan di atas sepeda motor dekat pantai.

“Enak kalau santai di sini, Mas,” ujar Rajidi, warga Dusun Rajekwesi. Pantai Rajekwesi di Desa Sarongan itu terkenal sangat elok. Dengan panjang pantai sekitar 3,5 kilometer, pantai tersebut dikelilingi pegunungan. Di bagian barat ada Gunung Kendil yang menjulur hingga ke tengah laut.

Di timur ada Gunung Poncomoyo dan Gunung Badung. Di bagian utara ada Gunung Gendon. Hanya di bagian selatan yang tidak ada pegunungan, karena berupa laut lepas Pantai Rajekwesi cukup jauh dari pusat Kota Banyuwangi, yaitu berjarak sekitar 105 kilometer ke arah selatan. Dari pusat Kota Kecamatan Pesanggaran, pantai tersebut masih berjarak sekitar 25 kilometer.

Menuju lokasi, harus melewati jalan aspal yang sudah rusak parah di tengah hutan milik KPH Perhutani Banyuwangi Selatan, dan kawasan Perkebunan PTPN XII. Jalan yang rusak di tengah hutan dan perkebunan itu tentu menjadi tantangan sendiri bagi para petualang. Apalagi, sepanjang perjalanan kita akan disuguhi panorama pegunungan hutan jati, kebun yang penuh pohon karet, dan pohon kakao yang buahnya banyak menggelantung.

Rasa pegal dan capek setelah menempuh perjalanan penuh tantangan itu akan buyar begitu kita menginjakkan kaki ke Pantai Rajekwesi. Warga sekitar sangat ramah dan panorama pantai sangat eksotik. “Turis yang dari Sukomade banyak yang mampir ke Pantai Rajekwesi,” jelas Rajidi, warga sekitar.

Wisatawan mancanegara banyak yang mengagumi keindahan pantai yang belum banyak mendapat sentuhan pemerintah atau investor itu. Di sekitar pantai, tidak ditemukan fasilitas wisata apa pun. “Memang tidak digarap sama sekali,” kata Kepala Desa (Kades) Sarongan, Basuni.

Pantai Rajekwesi sebenarnya bukan hanya menyuguhkan keindahan pantai dan
pegunungan. Sebab, Pantai Rajekwesi juga banyak ditemukan peninggalan bersejarah. “Pantai Rajekwesi dulu menjadi benteng tentara Jepang dan Belanda,” ungkapnya.

Penjajah Belanda kali pertama menginjakkan kakinya di Pantai Rajekwesi sekitar 1905. Mereka datang setelah melihat keindahan alam dan penyu yang bertelur di Pantai Sukamade. “Dulu Belanda ke Sukamade lewat Bande Alit, wilayah Kabupaten Jember,” jelasnya.

Belanda banyak melakukan pembangunan untuk warga sekitar. Yang tersisa, kini hanya sebuah bangunan tua yang dulu sebagai pabrik toba dan kongsian. Selain itu, di sekitar pantai tertanam bangkai pesawat Belanda yang jatuh. Bangkai pesawat itu sering muncul di bawah tumpukan pasir pantai. “Kalau bangunan bekas kongsian Belanda ada di sebelah barat kantor Desa Sarongan,” sebut kades.

Selain peninggalan Belanda, juga banyak gua bekas peninggalan Jepang. Sampai
saat ini, ada tiga gua di sekitar Gunung Kendil yang masih sering dikunjungi para wisatawan. “Juga ada petilasan Mbah Agung Wilis. Lokasinya di pantai bagian barat,” terangnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :