Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pemantau Gas Beracun Beroperasi Lagi

Pengunjung menyaksikan blue fire sebelum matahari terbit
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Pengunjung menyaksikan blue fire sebelum matahari terbit

PVMBG Memasang 10 Unit Aki Baru

LICIN – Sebanyak sepuluh unit aki milik Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Ijen yang hilang dua bulan, kini sudah diganti. Aki pengganti untuk peranti CCTV (closed circuit television) pemantau Vulkanologi itu didatangkan langsung dari pusat Vulkanologi dan Migrasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung.

Namun, sepuluh unit aki tersebut belum dipasang di sepuluh titik lokasi awal di sekitar Gunung Ijen. Sebab hingga kemarin (9/11), sepuluh unit aki tersebut masih dalam proses pengisian (charge) energi ke dalam baterai.

Enam unit aki tersebut akan dipasang sebagai sumber energi pernati CCTV pemantau kawah Ijen. Dua unit aki akan dipakai sebagai peranti power supply repenter gas. Dua unit sisanya merupakan aki sumber tenaga repeater sesmograf yang raib pada 22 Agustus 2017 lalu.

“Aki pengganti sudah datang dan sekarang masih dalam proses charge. Jika energi aki sudah penuh, tinggal dinaikan saja ke pos pemantau,” jelas Kepala PPGA Ijen Bambang Hery Purwanto.

Menurut Hery, dampak hilangnya aki tersebut cukup besar. Sejak aki raib dicuri orang, petugas vulkanologi tidak bisa mendapatkan laporan besar kecilnya gas beracun dan aktivitas Gunung Ijen secara lebih rinci. Meskipun alat pengamat pos PPGA Ijen sudah lengkap, tetapi hilangnya aki tersebut membuat parameter pengukuran menjadi berkurang. Akibatnya, beberapa indikator menjadi tidak terdetiksi secara detail.

Sepuluh aki tersebut masing-masing memiliki daya 12 volt, dengan berat 40 kilogram. Aki tersebut merupakan jenis aki kering. Untuk mengantisipasi gar tidak kecolongan lagi, pihak PPGA Ijen akan lebih aktif memberi sosialisasi kepada penambang belerang maupun pengunjung.

“Kami akan lakukan sosialisasi lebih ketat. Jika pos pemantau di beri pagar pembatas, maka percuma akan rusak karena rawan korosi. Sebab derajat keasaman di sekitar Kawah Ijen sangat tinggi pH (Potensial Hidrogen) sekitar 4,” ucap Hery.

Hery mengatakan, karena alat parameter tersebut sangat penting bagi keselamatan banyak orang, petugas PPGA Ijen akan lebih sigap berjaga di pos. “Semua alat itu sudah digunakan sejak 2011, sampai saat ini baru satu kali kecolongan. Saya berharap hal tersebut tidak terulang lagi. karena akan menghambat pekerjaan petugas dan tidak detail dalam mengamati aktivitas kawah,” tandas Hery. (radar)