Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Penari Seblang masih Kelas 3 SD

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GLAGAH – Tak butuh waktu lama sejak para sinden menyanyikan tembang “Seblang Lukinto”, Fadiyah Yulianti, 10, sang penari seblang muda itu, langsung menari sore kemarin (24/7). Siswi kelas tiga SD itu memang baru ditunjuk tetua adat Desa Olehsari, Kecamatan  Glagah, untuk menjadi penari seblang selama tiga tahun ke depan.

Suasana sekitar lokasi yang dihiasi porobungkil, yaitu hasil bumi masyarakat Desa Olehsari, itu sudah ramai mulai pukul 13.00. Penari seblang masuk ke lokasi  pukul 14.30, jumlah penonton pun semakin banyak. Tak menunggu waktu lama setelah didudukkan di kursi dan diasapi menyan, roh leluhur Sayu Sarinah langsung masuk ke tubuh  Diah.

Penonton pun langsung riuh saat seblang yang baru pertama kali menari dengan omprog (mahkota) berisi aneka macam bunga itu mulai berputar mengelilingi penabuh gamelan. Para penari pria dan ketua adat terlihat semringah  saat melihat penari tersebut cepat kejiman (kerasukan).

Setelah menari lebih dari lima putaran, alunan musik pun dihentikan  sejenak. Ketua adat Seblang Desa Olehsari, Anshori, langsung mengambil nampan berisi ketupat yang di dalamnya dipenuhi beras kuning. Setelah memanggil beberapa sesepuh dan keluarga penari seblang, ketupat itu ditarik dan isinya disebarkan di sekitar lokasi.

Usai ritual tarik kopat, musik kembali didendangkan. Penari seblang muda itu pun kembali berputar sambil menyampirkan sampur ke kanan dan ke kiri diiringi penari pria di depannya. Meski baru pertama kali menari, tampaknya roh leluhur yang merasuki tubuh penari seblang itu sudah cocok.

Sang penari pun seolah sudah lama melakukan tarian seblang. “Seblang ini memiliki garis keturunan langsung dari Almarhumah Mbah Juni, sehingga tidak ada kendala dan langsung kejiman (kesusupan). Yang sebelumnya itu masih ada garis keturunan tapi bercabang,” jelas  Anshori. (radar)