Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Penari Seblang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

penariGLAGAH – Setelah ditunggu selama sepekan, ritual Seblang Olehsari akhirnya dimulai dan berjalan lancar pukul 14.30 kemarin (8/8). Penari yang tampil bukan lagi Miftahul Janah, melainkan penari edisi tahun lalu bernama Suidah. Dimulainya Seblang kali ini ditandai dengan jatuhnya nyiru yang dibawa Suidah. penari langsung bergoyang di luar kesadaran. Penonton pun bersorak bergembira. Anshori, ketua Adat Seblang, langsung mengumumkan bahwa ritual Seblang telah dimulai sore itu.

Pergelaran tari tersebut akan dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut. Sementara itu, pancaran kegembiraan juga terlihat dari wajah penari laki-laki yang mengiringi penari Seblang. Suidah yang menggunakan omprog (mahkota) daun pisang itu pun langsung berputar-putar menari mengelilingi tempat gamelan. Sesekali dalam tiga dan empat putaran, penari Seblang berhenti lalu menari lagi setelah sinden kembali bernyanyi.  

Baru sekitar pukul 15.20, tarian berhenti dan panitia menjual kembang dermo. Selanjutnya, lempar sampur (selendang)Jika selendang dilempar ke salah satu penonton, maka yang bersangkutan wajib ikut menari bersama penari Seblang. Tidak hanya kaum pria yang dilempar sampur oleh Seblang, beberapa perempuan termasuk warga asing juga dilempar sampur sehingga ikut menari bersama Seblang. Mereka terlihat sangat antusias menari bersama Seblang.

Baru setelah pukul 16.35, penari Seblang tertunduk di depan gamelan. Prosesi Seblang pada saat terakhir atau disebut Condro Dewi itu adalah momen ketika Seblang meminta agar warga memberikan uang yang kemudian dimasukkan ke dalam bokor. Kemudian, panitia berkeliling membawa bokor untuk meminta sumbangan seikhlasnya kepada penonton. Setelah acara ditutup, panitia mengingatkan bahwa acara akan digelar lagi esok hari.  

Anshori merasa bersyukur karena acara tersebut berjalan lancar. Dia menjelaskan, Suidah akan terus digunakan selama tujuh hari mendatang untuk mencukupi pengabdian sebagai Seblang selama tujuh tahun. Uang sumbangan tersebut, kata Anshori, akan diserahkan kepada penari Seblang. Prosesi Condro Dewi yang dulu disimbolkan sebagai anak kecil yang terjatuh kemudian meminta upah agar tidak menangis itu memang menjadi bagian akhir ritual Seblang. “Panitia tidak diberi uang yang di bokor. Panitia sudah diberi sumbangan masyarakat dan dana desa. Uang di bokor yang diberikan kepada Seblang itu sesuai keinginan roh Seblang,” jelas Anshori. (radar)