Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pendaki Ijen Meninggal

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pendakiLICIN – Diduga terkena serangan jantung, seorang pendaki Gunung Ijen meninggal saatdi larikan ke RSUD Blambangan  sekitar pukul 03.00 dini hari kemarin(25/8). Korban yang bernasib malang itu Gatot Handoko, 40, salah satu karyawan Kantor Pos Cabang Singaraja, Bali. Sebelum ambruk dan dilarikan ke rumah sakit, korban sempat men daki hingga pos pertama. Saat berada di pos itu, tiba-tiba mengaku dadanya sesak dan sempat muntah-muntah.

Karena kondisinya yang tidak bagus, korban kembali turun. “Tiba-tiba ambruk ini,” cetus teman kor ban dari IMPI Singaraja, Wayan Lanus, 40. Sebelumnya, bersama rombongan Ikatan Motor Pos Indonesia (IMPI) Singaraja akan naik ke puncak Gunung Ijen di wilayah Kecamatan Licin, Banyuwangi untuk melihat blue fi re. “Meninggal saat kita bawa ke rumah sakit,” te rangnya. Menurut Lanus, kondisi korban cukup sehat saat bersama rombongan akan mendaki Gunung Ijen.

Selama perjalanan dengan naik motor dari Singaraja, tidak terlihat ada tanda-tanda yang kurang baik. “Rombongan dari IMPI Singaraja ada 25 orang,” katanya. Selain rombongan dari Singaraja, jelas dia, dalam per jalanan menuju Gunung Ijen di Banyuwangi, ada lima peserta lagi dari Kantor Pos Denpasar,Bali. Sehingga, rombongan  yang berangkat itu jumlahnya men jadi 30 orang. “Kami naik motor, tapi juga ada yang naik mobil,” jelasnya.

Rombongan IMPI asal Pulau Dewata ini tiba di Banyuwangi se kitar pukul 18.00. Setelah beristirahat se jenak, langsung me luncur ke Gunung Ijen dengan transit di daerah Paltuding. “Kami beristirahat agak lama di daerah Pal tuding,” ungkapnya. Baru sekitar pukul 02.00 dini hari, jelas dia, sekitar 20 orang dari rombongan IMPI termasuk Gatot, mulai berjalan lagi untuk mendaki ke pun cak Gunung Ijen.

“Selama perjalanan, hawanya dingin se kali, kami semua kedinginan,” kata Lanus pada Jawa Pos Radar Banyuwangi di RSUD Blambangan kemarin. Dalam perjalanan ini, jelas dia, awalnya tidak ada masalah. Baru setelah tiba di pos pertama, Gatot yang mulanya terlihat sehat mengaku dadanya sesak. Bahkan, korban ini saat itu juga sempat muntah-muntah. “Mungk in karena kedinginan atau terkena serangan jantung, kami tidak tahu,” cetusnya.

Yang jelas itu, sebut dia, karena kondisinya yang tidak se hat itu korban selanjutnya di bawa turun ke Paltuding. Melihat kesehatannya terus mem buruk, dilarikan ke RSUD Blambangan. “Saat di Paltuding dan perjalanan, masih bisa bernapas, tiba di rumah sakit sudah meninggal” bebernya. Meninggalnya korban saat akan mendaki Gunung Ijen ini, menimbulkan duka yang mendalam bagi rekan-rekannya. Semua anggota IMPI tampak lesu di sekitar RSUD Blambangan. Di antara mereka, ada yang menolak untuk diwawancarai. “Maaf, kami sedang pusing ini, konfirmasi ke polisi saja,” tolak salah satu anggota IMPI Singaraja.

Sementara dr Febrian Laili Nugroho ditemui Jawa Pos Radar Banyuwangi usai memeriksa korban di ruang mayat RSUD Blambangan menyampaikan, dari pemeriksaan luar tidak terlihat ada tanda-tanda kekerasan. “Tidak ditemukan be kas adanya penganiayaan,” katanya. Ditanya penyebab meninggalnya korban, dokter Febrian mengaku tidak tahu pasti. Sebab, untuk bisa memastikan penyebabnya itu harus dilakukan pe meriksaan bagian dalam melalui otopsi. “Dugaan karena sakit jantung atau menghirup gas beracun, bisa saja mungkin terjadi. Tetapi itu harus melalui otopsi,” ujarnya. (radar)