Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Penonton Antre Tempat sejak Pagi, Festival Gandrung Sewu 2016 Lebih Atraktif

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

gandrung-sewu-2016

BANYUWANGI – Perhelatan Festival Gandrung Sewu 2016 di kawasan Pantai Boom, Banyuwangi, sore kemarin (17/9)  benar-benar berbeda dengan empat  edisi sebelumnya. Kali ini perhelatan Festival Gandrung Sewu lebih atraktif dengan menampilkan berbagai formasi yang membuat decak kagum penonton. Penonton yang menyaksikan Festival Gandrung Sewu juga membeludak.

Ribuan penonton tampak mengelilingi panggung Festival Gandrung Sewu kemarin. Bahkan, para penonton sudah antre memilih tempat menonton di Pantai Boom sejak pagi. Puluhan turis  mancanegara hadir di tengah-tengah ribuan penonton.

Panas menyengat tidak menyurutkan niat masyarakat menonton Festival Gandrung Sewu meski pertunjukan baru digelar pukul 15.00  sore kemarin.  Sementara itu, tema Festival Gandrung Sewu kemarin adalah Seblang Lukinto. Tari gandrung  kolosal kali ini menyuguhkan tarian  gandrung yang mengisahkan  perjuangan rakyat Blambangan melawan penjajah Belanda pada  masa 1776-1810.

Tema itu merupakan kelanjutan dari pertunjukan Gandrung Sewu tahun lalu yang bertema Podho Nonton. Jika sebelumnya pejuang Blambangan kalah oleh penjajah, di Gandrung Sewu kali ini para pejuang berhasil memukul mundur penjajah dari Bumi Blambangan.

Di awal pertunjukan, ratusan gandrung dari kalangan pelajar itu bergerak dari berbagai sisi di tepi pantai. Selanjutnya, mereka berkumpul menjadi satu  di tengah-tengah arena perhelatan Gandrung Sewu. Tepuk tangan penonton mengiringi laju para penari gandrung itu menuju arena.

Gerakan penari gandrung yang  semua menggunakan selendang  warna merah itu tampak selaras.  Ditambah lagi, gerakan kipas gandrung yang berwarna merah dan putih membuat formasi tari  gandrung kolosal itu semakin enak dilihat.

”Keren sekali gerakannya, bagaimana ya mengaturnya kok bisa bareng begitu,” ujar Karimah, 21, warga Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, penuh kagum. Formasi Gandrung Sewu tahun ini lebih atraktif juga lebih bervariasi. Permainan kipas gandrung dan selendang juga ditampilkan begitu apik oleh 1082 penari gandrung yang menjadi peserta.

Tema Seblang Lukinto kali ini lebih dominan memainkan gerakan tari dan formasi gandrung. Nah, di tengah-tengah gandrung melakukan formasi dengan menutup seluruh tubuhnya dengan selendang, peperangan pun pecah.  Drama kolosal pun disuguhkan dalam pertunjukan.

Tiba-tiba pasukan Blambangan datang dari berbagai sudut untuk menyerang penjajah. Bahkan, ada pula pasukan yang tiba-tiba muncul dari tengah-tengah para penari gandrung untuk memukul mundur para penjajah. Setelah melakukan pertempuran sengit, meski hanya menggunakan senjata tradisional, mereka berhasil memukul mundur para penjajah yang menggunakan  senjata modern.

Bupati Abdullah Azwar Anas dalam sambutannya melalui sambungan telepon mengatakan,  dirinya masih berada di Jakarta  setelah menunaikan ibadah haji. Bupati Anas mengucapkan terima kasih kepada para penari dan  orang tua, khususnya mereka  yang datang dari berbagai pelosok  Banyuwangi.

Dalam sambutannya, Anas kembali menegaskan bahwa perhelatan Gandrung  Sewu merupakan bentuk konsolidasi budaya. Dia menambahkan, gandrung adalah identitas warga Banyuwangi. ”Terima kasih penari, orang tua, pelatih, budayawan, dan seluruh rakyat  Banyuwangi,” ujar Anas.

Sementara itu, Festival Gandrung Sewu kemarin digelar sejak pukul 15.00 sampai pukul 17.00.  Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko hadir menyaksikan tari gandrung kolosal itu didampingi pejabat Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Banyuwangi. Tamu undangan dari berbagai daerah  dan instansi juga hadir di Pantai   Boom.

Kalangan seniman budayawan Banyuwangi, termasuk Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Samsudin Adlawi, hadir menyaksikan tari gandrung kolosal tersebut. Hadir pula Dirjen Pemasaran pada Kementerian Pariwisata RI (Kemenpar) Esti Reka Astuti dan beberapa tamu dari luar kota Banyuwangi.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anton Setiadji beserta istri yang dijadwalkan menyaksikan Gandrung Sewu ternyata tidak bisa hadir karena menghadiri pembukaan PON Jawa  Barat. (radar)