Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Peragakan Ratusan Busana Gaun Malam

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Diguyur Hujan, Fashion Recycle Tetap Meriah

BANYUWANGI – Event tahunan Green Recycle Fashion Week yang berlangsung di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan Sabtu malam kemarin (25/3) berlangsung semarak. Ratusan busana gaun malam yang diperagakan sejumlah model tampil  cukup anggun dan menawan.

Penampilan para model itu berhasil memikat ribuan pasang mata yang memadati tribun dan meja di Gesibu Blambangan. Busana  pesta gaun malam yang dip eragakan para peserta di atas panggung  fashion recycle sangat mewah. Sekilas tidak terlihat jika busana itu terbuat dari bahan bekas.

Namun, jika diperhatikan dengan detail baru akan jelas terlihat yang menjadi bahan pembuatan busana tersebut adalah bahan bekas,  seperti lipatan koran, potongan plastik kresek, gelas air mineral, kertas bekas kemasan semen, plastik bungkus kopi serta sedotan.

Acara yang sedianya dimulai pukul 18.30 itu baru dimulai pukul 20.00 oleh Bupati Abdullah Azwar Anas. Pembukaan acara tersebut   molor karena hujan yang turun cukup deras. Meski diguyur hujan,  fashion recycle tetap meriah.

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, pergelaran green recycle fashion week tersebut bukanlah sekadar pagelaran fashion semata. Kegiatan tersebut merupakan cara Pemkab Banyuwangi dalam memberikan edukasi pemanfaatan limbah yang memiliki nilai jual. Selain itu juga untuk  kampanye lingkungan, dengan  menumbuhkan kepedulian masyarakat akan dampak sampah.

“Mengubah kebiasaan masyarakat memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Kami tidak akan berhenti untuk terus mengkampanyekan hal ini,” ujar Anas.  Pemkab terus berupaya untuk mengurangi jumlah sampah. Saat ini, dari data di Dinas Lingkungan Hidup, setiap orang di Banyuwangi  menghasilkan sampah rumah  tangga sebesar 2,7 kilogram per  rumah tangga dengan total sekitar  400 ribu ton sampah per tahun.

Salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah tersebut adalah membiasakan dengan melakukan 3 R, yakni reduce (mengurangi),  reuse (menggunakan kembali),  recycle (mendaur ulang).” Saya berharap melalui kegiatan ini, kita terus bersemangat dalam menjaga lingkungan kita agar tetap bersih,”  imbaunya.

Karena banyaknya penonton yang memadati tribun dan halaman  Gesibu Blambangan, Bupati Anas   juga memohon maaf kepada seluruh wisatawan dari berbagai  daerah yang datang ke Banyuwangi  tidak mendapatkan hotel dan terpaksa harus menginap di homestay dan rumah saudaranya di Banyuwangi.

“Kami mohon maaf, semoga Lebaran nanti ada hotel baru yang siap beroperasi di Banyuwangi,”  kata Anas.  Selain Green and Recycle Fashion,  Banyuwangi Festival 2017 juga menggelar empat even busana lainnya. Yakni Indonesian Fashion  Week menampilkan Batik Banyuwangi, Festival Kebaya, Banyuwangi  Batik Festival, dan Banyuwangi  Fashion Festival.

“Festival Kebaya akan kami gelar pada 21-22 April 2017 mendatang dengan melibatkan 100  desainer nasional,’’ imbuhnya. Salah satu peserta, Rahayu Pinastika Harum Hapsari menuturkan, dia mendesain busana dengan memanfaatkan berbagai bahan bekas yang ada di sekitar rumah  dan sekolahnya, yakni plastik yang  dipadu dengan tutup botol bekas air mineral yang dipasang sebagai  hiasan acesoris.

“Saya cari buku bekas pelajaran yang sudah usang, dan tutup botol bekas untuk saya desain gaun malam,” ujar siswi SMPN 1 Srono itu, Dengan memanfaatkan semua bahan bekas itu, Hapsari mengaku  jika biaya yang dikeluarkan sangat  kecil.

Untuk membuat satu busana bertema gaun pesta itu, dia hanya  mengeluarkan biaya sebesar Rp  100 ribu untuk ongkos jahit dan pembelian acesoris pendukung lain. “Lumayan lelah, tapi menyenangkan karena dapat ilmu dan pengalaman baru,” cetus dara asal  Desa Kebaman itu.

Peragaan busana berbahan  recycle malam itu cukup istimewa  karena dihadiri sejumlah tokoh. Di antaranya Bupati Lamongan Fadeli, Anggota DPR RI, Nasim  Khan, dan Rektor UK Petra Surabaya, Prof. Rolly Intan. Bupati Fadeli mengatakan tujuan  dirinya ke Banyuwangi juga untuk  belajar mengembangkan festival  di daerahnya.

Salah satu yang  mencuri perhatian Fadeli dari  sekian festival yang digelar Banyuwangi, adalah event budaya yang digelar tiap hari. “Saya di Lamongan  bikin dua festival saja susah sekali, di Banyuwangi malah 72 event. Pak Sekda, langsung contoh dan tiru saja,” ujar Fadeli sembari melirik  ke arah Sekda Lamongan yang berdiri di sampingnya.

Pihaknya sempat kesulitan saat mencari hotel di sekitar kota Banyuwangi lantaran seluruh hunian sudah penuh dipesan. “Perkembangan di Banyuwangi sangat pesat, kami ingin belajar banyak dari sini (Banyuwangi),” tandasnya.

Selain menyuguhkan fashion  berbahan daur ulang, acara green recycle fashion week juga dimeriahkan sejumlah atraksi seni budaya dengan dihibur tari gandrung, dan  penampilan gandrung mudai yah. Di akhir acara, juga diumumkan  pemenang lomba fashion untuk  kategori SMA dan umum. (radar)