Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Piawai Tirukan Bermacam Suara Binatang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

piawaiKalau “Indonesia Mencari Bakat” punya Hudson, Banyuwangi punya musisi serbabisa bernama Suliyono, 28. Personel grup musik religi Al-Mumtaz itu piawai menirukan bermacam suara dan mampu mengocok perut penonton.

TETES air mata beberapa pe rempuan tidak dapat terbendung tatkala grup musik religi Al-Mumtaz tampil pagi itu (7/7). Bukan hanya karena mak na lirik lagu-lagu yang mereka su guhkan begitu dalam. Ada hal lain yang  embuat sejumlah jamaah pe ngajian dan santunan anak yatim da lam rangka hari ulang tahun (HUT) Jawa Pos Radar Banyuwangi ke-14 itu terharu.

Sebab, suara musik dan nyanyian yang terdengar syah du tersebut dimainkan orangorang berkebutuhan khusus. Begitulah. Kecuali pemain bas yang sekaligus berperan sebagai pem – bimbing Al-Mumtaz, seluruhper sonel grup musik religi yang satu ini menderita kelainan fisik. Ada yang tunanetra, ada pula yang tu nadaksa.

Hebatnya, performance grup yang bermarkas di SMP LB Ne geri Banyuwangi itu tidak kalah ba gus dengan grup musik yang di gawangi orang-orang “sempurna”. Bahkan, ada hal lain yang membuat Al-Mumtaz memiliki nilai plus diban dingkan grup musik religi lain Ya, selain menyuguhkan lagu-lagu rohani, grup musik tersebut juga kerap kali menyisipkan banyolan tatkala tampil di atas panggung.

Begitupun dengan yang mereka suguhkan ke pada jamaah pengajian yang memadati ha laman belakang kantor Jawa Pos Radar Ba nyuwangi, Jalan Yos Sudarso 83C, Kelu rahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, tersebut. Setelah diajak me renung lewat lagu religi, jamaah yang da tang dari Kota Gandung dan sekitarnya itu tertawa terpingkal-pingkal.

Betapa tidak, di sela ceramah, pembina Khot mil Quran adz-Dzikri, HA. Wahyudi, tiba-tiba mengomando salah satu personel Al-Mumtaz, yakni Suliyono, menirukan uca pan salam khas penceramah kondang Zai nuddin MZ. Seketika, Suliyono me ngucapkan salam dengan logat sang dai se juta umat tersebut. “Assalamuaialkum warahmatullahi wabarakatuh,” ujarnya yang lang sung disambut tawa hadirin.

Ketika tawa penonton belum berhenti, Suliyono melanjutkan aksinya. Kali ini, pria asal Dusun Bulupayng, Desa Bulusari, Ke camatan Kalipuro, itu menirukan gaya Zainuddin MZ saat menyampaikan mu ka dimah ceramah. Kontan, seribu lebih ja maah pengajian tersebut semakin ger-geran. Seolah belum puas mengocok perut hadirin, Suliyono membanyol dengan cara ber nyanyi “duet” dengan dirinya sendiri.

Kali ini, dia menyanyikan lagu dangdut berjudul “Malam Terakhir”. Meskipun ber nyanyi seorang diri, penampilan pria tu nanetra tersebut bisa dikategorikan duet. Pa salnya, selain menyanyi dengan suara co wok, Suliyono juga berperan sebagai pe nyanyi cewek. “Suaranya benar-benar mi rip Rita Sugiarto (penyanyi papan atas ta nah air yang melejit di tahun 1980-an),” tutur Syaifuddin, redaktur Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Masih belum cukup, duda satu anak yang ka rib disapa Yon itu kembali membuat jamaah pengajian dan santunan anak yatim terpingkal-pingkal. Bagaimana tidak, su ara ayam jago yang sedang berkokok hingga suara ayam betina yang siap ber te lur mampu dia tirukan dengan baik. “Kemampuan menirukan suara hewan, Zainuddin MZ, hingga suara perempuan itu saya dapat secara tidak sengaja,” ujarnya.

Dikatakan, lawakan seperti itu kerap kali di tampilkan dalam aksi panggung grup mu sik religi Al-Mumtaz. Pasalnya, nyaris se luruh job manggung Al-Mumtaz adalah me ngiringi pengajian atau ceramah agama. “Sengaja kami selingi lawakan agar jamaah pe ngajian tidak bosan dan pikirannya kembali fresh. Dengan demikian, materi yang disampaikan penceramah bisa semakin meresap di hati jamaah,” papar Yon.

Sementara itu, dalam grup musik Al-Mum taz, Yon dipercaya memegang alat mu sik keyboard. Lagi-lagi pria yang satu ini membuat kami terperangah. Pasalnya, mes kipun menderita tunanetra, dia piawai me mainkan alat musik tersebut. Hebatnya lagi, dia baru belajar memainkan keyboard sekitar 1,5 tahun lalu.

“Saya baru belajar memainkan keyboard sejak bergabung dengan Al-Mumtaz sekitar 1,5 tahun lalu,” tuturnya. Menurut Suliyono, dengan niat kuat, tidak ada yang tidak bisa dipelajari. “Tergantung niat. Kalau kita bersungguh-sungguh, insya- Allah kita akan memiliki kemampuan seperti yang kita inginkan,” pungkasnya. (c1/bay)gambar