Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

PKL Pantai Boom Sepi Pembeli

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Pengunjung Gebyar Pantai Boom menurun drastis dibanding tahun lalu. Tahun ini, rata-rata pengunjung setiap hari hanya sekitar 700 orang. Sementara tahun lalu mencapai 1000 orang lebih.

Penurunan pengunjung itu berdampak pada kegiatan ekonomi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mangkal di lokasi acara tersebut. Sejumlah PKL mengaku sepi pembeli dari pengunjung. Sebelumnya pelaksanaan kegiatan itu sempat menjadi tarikulur dengan PT. Pelindo Properti lndonesia (PPI).

Pihak PPI tidak memberikan izin kegiatan. Itu karena sedang berlangsung kegiatan proyek pembangunan marina, sementara warga Kelurahan Kampung Mandar ngotot agar PPl memberi izin pelaksanaan kegiatan itu dengan berbagai alasan.

Setelah melalui proses yang alot, akhirnya PPI memberikan izin penyelenggaraan kegiatan tahunan tersebut dengan waktu dan lokasi yang terbatas. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lapangan terlihat para pedagang harus membuka lapak lebih masuk ke dalam area Boom.

Tidak seperti biasanya dimana para pedagang membuka lapaknya di seberang jalan dekat eks pabrik minyak nabati. Kemudian panggung yang biasanya disediakan untuk menggelar konser-konser musik juga disediakan di dekat tempat pelelangan ikan sebelum memasuki dermaga baru.

Para pengunjung yang ingin masuk harus merogoh kocek dua lali, yakni di pintu masuk pertama membayar sebesar Rp 10 ribu dan membayar tiket parkir sebesar Rp 5 ribu untuk roda 4 dan Rp 2 ribu untuk roda 2.

“Sudah lumayan ramai dari hari pertama, bayarnya memang dua kali. Untuk parkir dilakukan pemuda, kalau yang depan panitia,” ujar salah seorang penjaga tiket. Saha, Ketua panitia Gebyar Boom mengatakan pada hari pertama ada sekitar 630 pengunjung yang datang kePantai Boom.

Sedangkan hari kedua mencapai 763 orang. Meski tampak cukup banyak namun dia mengaku ada penurunan dibanding tahun 2016 lalu. “Tahun lalu rata-rata pengunjung bisa sampai 1000 per harinya,” ujar Saha.

Meski jumlah pengunjung tampak masih cukup tinggi para PKL yang selama ini membuka warung di sekitar pantai mengaku tak merasakan dampak yang signifikan dari gebyar boom yang diselenggarakan tahun ini.

Hanya sebagian warung yang berada ditengah pujasera yang terlihat dikunjungi pengunjung pantai. Saknan salah satunya, pria yang juga memiliki warung kopi di pinggir Pantai Boom itu mengaku hanya didatangi pembeli saat malam hari.

Itu pun jumlahnya tidak banyak, sedangkan saat pagi hingga sore hari jumlah pembeli yang datang bisa dihitung dengan jari. “Hampir tidak ada kalau siang. Bisa di lihat sendiri. Kalau pengunjungnya ya banyak, tapi tidak beli. Jadi meleset dari target. Padahal kita setelah ini harus pergi dari sini karena harus dibersihkan untuk pembangunan Marina,” ujarnya.

PKL lainnya, Sri juga mengatakan hal yang sama. Pembeli hanya datang di malam hari. Sedangkan di siang hari pengunjung yang datang hanya melihat-lihat pantai saja tanpa membeli. Sementara itu, pihak PPI sendiri mengaku memberikan izin setelah perwakilan panitia Gebyar Boom mendatangi kantor PPI di Surabaya.

Namun panitia diminta menyesuaikan diri dengan kondisi Pantai Boom saat ini. Kemudian mereka juga diberi waktu lebih pendek dari tahun sebelumnya yang biasanya 10 hari menjadi 7 hari.

“Sebenarnya kita belum bisa mengizinkan, tapi mereka sudah menghadap atasan. Nanti setelah acara selesai boom kita tutup lagi,” jelas supervisor Matketing PT PPI, Nuri Ilma Septanti.(radar)