Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pohon Asam Disulap Jadi Kerajinan Berkelas

TELADAN: Bambang dengan piala dan sertifi kat nasional.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
TELADAN: Bambang dengan piala dan sertifi kat nasional.

Pemilik Pelangi Sari Banyuwangi, Bambang Haryono, berhasil mendapat penghargaan Prabaswara Award. Penghargaan tersebut dia terima dari Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia di Jakarta 6 Juni 2012 lalu.

-NIKLAAS ANDRIES, Banyuwangi-

PUSAT oleh-oleh khas Banyuwangi dan Jawa Timur, Pelangi Sari, mungkin tidak asing lagi di telinga dan mata masyarakat Banyuwangi. Salah satu wujud usaha kecil menengah (UKM) yang sukses dikelola Bambang itu adalah produk makanan khas rakyat yang diolah dan disajikan secara modern. Lewat tekad kuat, strategi jitu, dan kejelian menangkap peluang, Pelangi Sari terus tumbuh dan berkembang.

Tidak hanya menjadi ikon makanan khas di Banyuwangi, tapi juga sudah menembus pasar nasional bahkan pasar internasional. Keberadaannya mampu menjadikan jajan tradisional menjadi makanan yang disukai semua golongan. Tentu saja, usaha itu tidak mudah dan tidak mulus-mulus saja. Dalam mengembangkan usahanya, Bambang jatuh-bangun. Mental baja yang dia miliki akhirnya menjadi kunci kesuksesannya dalam mengembangkan UKM.

Sukses dengan jajan tradisional, Bambang terus melebarkan sayap. Dia mencoba merambah lahan baru tapi tetap konsisten dalam pengembangan UKM. “Mungkin saya memang ditakdirkan menekuni usaha di sektor UKM bersama masyarakat,” katanya. Lewat bendera Oesing Craft yang berkonsentrasi pada kerajinan bambu, Bambang mulai merintis usaha selain jajan tradisional.

Dia tertarik menggabungkan beragam furniture menjadi khazanah bernilai seni. Kerajinan hasil inovasinya pun mendapat perhatian masyarakat, bahkan sangat diminati masyarakat mancanegara. Bentuk apresiasi atas inovasinya pernah dirasakan saat mengikuti pameran di Dubai. Hampir satu kontainer kreasi barang gabungan seni dan furniture yang dia bawa dari tanah air ludes diburu negeri kaya minyak tersebut.

Inilah yang membuatnya semakin yakin bahwa produk yang dia hasilkan bisa membawa nama Banyuwangi dan Indonesia ke pentas internasional. Itulah yang membuat semangat mengembangkan Oesing Craft semakin membara. Tambah lama usahanya itu semakin gemilang. Terbaru, Bambang mendapat apresiasi dari Kementerian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Bambang dinyatakan layak menerima penghargaan Prabaswara Award.

Yang membuat dia bangga, penghargaan itu diserahkan langsung Menteri Negara Koperasi dan UKM RI, Syarifuddin Hasan. Penghargaan itu diberikan atas dedikasinya dalam pengembangan ekspor kategori produk kerajinan. Produk Oesing Craft sejauh ini dinilai turut andil dalam mengembangkan sektor UKM. Sebab, selama ini UKM milik Bambang aktif dalam berbagai even tingkat internasional.

UKM milik Bambang setidaknya pernah mengikuti pameran di Malaysia, Singapura, Dubai. Nah, 22 Juni mendatang Oesing Craft akan hadir di pameran Floriade Kota Vento, Netherland. Sebagai bukti keseriusan Oesing Craft dalam mengikuti kegiatan di Negeri Tulip itu, Bambang sudah mempersiapkan ino- vasi kerajinan tradisional. Rencananya kerajinan berbahan baku pohon asam akan dibawa dalam pameran tersebut.

Kenapa harus pohon asam, Bambang ternyata memiliki alasan sendiri. Pengembang pusat kuliner Dapur Oesing itu menyebut, pohon asam memiliki kulit dan tekstur indah. Kerajinan pohon asam merupakan nominator Unesco Award. Makanya tidak heran Oesing Craft ngebet ingin menampilkan kerajinan tersebut di Netherland. Saat ini ada 250 UKM yang dia latih membuat produk berkualitas. Tidak berhenti di sana, Bambang juga memberikan resep menembus pasar lokal, nasional, dan internasional.

“Saya memberikan wawasan kepada mereka agar selalu membuat produk yang inovatif. Sebab, produk yang inovatif itulah yang bisa menembus pasar,” bebernya. Resep suksesnya sangat sederhana. Selain ilmu, Bambang menyebut, loyalitas karyawan memberikan andil besar dalam meraih kesuksesan. Sebab, produktivitas perusahaan menjadi kurang maksimal jika karyawan tidak loyal. Faktor inilah yang menyulitkan para pelaku UKM.

Oleh karena itu, mereka dituntut lebih bijak dan berhati-hati dalam merekrut karyawan. Pelaku usaha harus bisa menjadi pemimpin yang baik dan benar-benar pintar membangun komitmen karyawan. Menurutnya, kesuksesan tidak seperti membalikkan telapak tangan. Tidak cepat putus asa dan tak lelah berjuang menjadi salah satu kuncinya. “Disiplin dan penuh inovasi, baik inovasi produk maupun inovasi dalam marketing serta rajin berdoa, adalah modal dasar agar eksis,” kata Bambang. (radar)

 

Kata kunci yang digunakan :