Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pohon di Lereng Gunung Raung mulai Terbakar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SONGGON – Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Edi Prasojo, bersama Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api, Gede Swantika, dan staf pengawas gunung api, Dr. Nugraha, mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, kemarin (24/7).

Kedatangan orang nomor satu di PVMBG Bandung itu terkesan diam-diam. Pengganti Mbah Surono itu juga nyaris tidak terendus awak media yang setiap hari memantau perkembangan gunung berapi itu. Usai menemui Kepala PPGA  Raung, Balok Suryadi, dan  Pengamat  Gunung Raung, Burhan Alathea, Edi Prasojo melakukan pemantauan gunung yang memiliki ketinggian 3.332 meter dari permukaan laut itu melalui seismograf dan melihat langsung menggunakan teropong.

“Kita temukan ada lubang magma baru yang mengeluarkan percikan api,” ujarnya. Dengan adanya lubang magma baru di kaldera Gunung Raung itu akan mengurangi energi di dalam gunung. Selain itu, lava letusan tidak akan terkumpul seperti yang terjadi di Gunung Kelud beberapa waktu lalu.

“Tidak ada rekahan atau runtuhan baru pada dinding kaldera,” katanya. Titik panas yang muncul dari puncak Gunung Raung, jelas dia, pada bagian lereng gunung muncul kepulan asap berwarna putih susu. Kepulan asap itu diduga berasal dari pepohonan yang terbakar.

“Erupsinya terus kita pantau mulai ketinggian kolom hingga warna asap yang dikeluarkan,” jelasnya. Hingga saat ini, lanjut dia, Gunung Raung masih tetap sama. Tidak ada perubahan fisik meski terjadi erupsi minor dengan mengeluarkan abu vulkanis ke seluruh penjuru mata angin.

Pengamatan petugas selama empat tahun terakhir, pihaknya sudah mulai paham dengan karakter Raung. Erupsi minor yang terjadi terus-menerus, jelas dia, kemungkinan akan berlangsung lama. Efek yang ditimbulkan hanya kepulan asap bercampur abu material vulkanis yang menjadi  kekhawatiran masyarakat.

“Di darat masih aman, tapi kalau di udara belum aman dan itu  mengganggu aktivitas penerbangan,”  jelasnya. Gunung Raung dengan tipe letusan strombolian, pada letusan  awal ada percikan api ke atas dan sporadis. Untuk mengubah tipe tersebut butuh energi sangat besar dan saat ini masih tidak memungkinkan.

Kandungan material abu vulkanis yang dinilai cukup berbahaya itu adalah kristal silika.  “Bagi penerbangan sangat membahayakan karena tidak bisa langsung dibersihkan, harus  diguyur air terlebih dahulu,”jelasnya. (radar)