Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Program Kependudukan Harus Sinergi dengan Dinkes

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

programBANYUWANGI – Anggota Komisi IX DPR-RI, Djamal Aziz melakukan kunjungan kerja di Banyuwangi. Kehadiran anggota komisi yang membidangi masalah kesehatan ini sekaligus menjadi salah satu narasumber dalam sosialisasi program Kependudukan dan Keluarga Berencana yang digelar Kantor Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Banyuwangi. Djamal menyambut baik sosialisasi kependudukan dan KB.

Bahkan, Djamal salut dengan animo masyarakat Banyuwangi yang mengikuti program KB yang digalakkan BKKBN Jatim. Menurut dia, program ini harus diintegrasikan dengan program dinas kesehatan agar program yang sudah disusun antara BKKBN dan dinas kesehatan tidak berjalan sendiri-sendiri. Sebab di dinas kesehatan ada program yang dinamakan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), program ini berkaitan erat dengan pengendalian kependudukan yang diusung oleh BKKBN.

“Pelayanan keluarga berencana (KB) masuk dalam skema pembiayaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Oleh karena itu seharusnya program BKKBN dan dinas kesehatan harus terintregasi,” kata pria yang pernah tinggal di Jalan Basuki Rahmat Banyuwangi itu. Djamal juga menceritakan saat dia berada di komisi X yang menangani pendidikan. Saat kunjungan kerja di Rumah Sakit Kuwait, pemerintah Uni Emirat Arab sangat mengapresiasi tenaga perawat Indonesia.

Menurut dia, pemerintah Uni Emirat Arab membutuhkan banyak tenaga perawat. “Nah ini harus ditangkap sebagai peluang oleh tenaga perawat, khususnya para mahasiswa Banyuwangi yang mengambil profesi perawat. Tinggal bagaimana tenaga perawat kita membangun karakter yang kuat,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB (BPPKB) Banyuwangi, H. Muhammad Pua Jiwa menjelaskan, kehadiran anggota komisi IX Djamal Aziz akan memberikan semangat bagi peserta sosialisasi yang pada hari itu diikuti oleh pelajar, mahasiswa dan PIK remaja.

Menurut Pua, inti sosialisasi ini adalah mengkampanyekan “genre”, yaitu generasi berencana. Melalui program genre, remaja akan merencanakan kapan akan menikah, kalau sudah menikah merencanakan kapan siap melahirkan dan kapan akan berhenti melahirkan, dan berapa jarak antara anak pertama dan kedua. Di Indonesia jumlah generasi muda mencapai 28 persen atau dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai kurang lebih 64 juta. Dimana mereka akan menjadi pasangan usia subur (PUS). (radar)