Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Program PBDK Picu Kunjungan ke Puskemas

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Berhasil Tekan Angka  Rujukan ke Rumah Sakit

BANYUWANGI – Program Pukesmas Berbasis Dokter Keluarga (PBDK) yang di-launching pemerintah daerah bersama PT Akses tahun 2012 lalu berhasil melampaui target yang dipatok. Delapan puskesmas yang telah melaksanakan program PBDK berhasil meningkatkan jumlah kunjungan hingga dua persen. Delapan Puskesmas itu adalah Puskesmas Mojopanggung, Puskemas Gitik, Puskemas Singojuruh, Puskemas Sempu, Puskesmas Sepanjang, Puskemas Tegaldlimo, Puskesmas Sambirejo, dan Puskesmas Pesanggaran.

Selain berhasil meningkatkan jumlah kunjungan, delapan puskesmas juga sukses menekan angka rujukan hingga 10 persen. Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), dr Widji Lestariono mengatakan, program PBDK merupakan program peme rataan akses dan kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dinkes akan terus memperluas jangkauan akses pelayanan kesehatan pada semua lapisan masyarakat Banyuwangi. “Indikator dan target pelaksanaan program PBDK sudah terlampaui,” katanya. Biaya pelayanan kesehatan di delapan puskemas yang telah melaksanakan PBDK relatif murah.

Dengan biaya Rp 2000, masyarakat akan mendapatkan layanan kesehatan dari dokter keluarga yang tersedia di puskemas tersebut. “Ke depan delapan puskesmas tersebut indikatornya akan ditambah,” ungkapnya. Sebelumnya, delapan puskemas itu hanya menekankan pada rawat jalan. Kali ini ditambah dengan peningkatan pelayanan rawat inap. Sebagai perintis (pilot project), PBDK di Banyuwangi ini terus dievaluasi Pemprov Jatim dan PT. Askes. “Jika pelaksanaan PBDK di Banyuwangi berhasil, maka akan diterapkan di kabupaten lain,” cetus pejabat yang akrab disapa Rio itu.

Pada tahun 2013 ini, Dinkes memiliki action plan yang menyentuh langsung pada pemerataan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Termasuk peningkatan kesehatan ibu dan anak. Serta pemberdayaan masyarakat untuk mandiri dan hidup sehat. Ada beberapa sektor yang menjadi prioritas. Salah satunya jangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu, hidup dalam lingkungan yang sehat dan berperilaku hidup sehat.

Untuk pemerataan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, beberapa program yang akan dilakukan meliputi program Jamkesmin (Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin), sertifikasi ISO di enam puskesmas, dan peningkatan layanan PBDK. Juga ada implementasi e-health di rumah sakit, pemanfaatan rumah singgah bagi keluarga pasien di rumah sakit, peningkatan Simpuswangi di puskesmas, dan persiapan pendirian rumah sakit gratis (RS tanpa kelas).

Untuk program peningkatan kesehatan ibu dan anak, Dinkes punya program Gerakan Masyarakat Ibu Anak Sehat Mandiri (Gema Insani), pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita gizi buruk, balita gizi kurang dan ibu hamil kurang energi kronis (bumilkek). Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat untuk mandiri dan hidup sehat ada peningkatan upaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui kampanye berbasis sekolah, desa open defecation free (ODF), dan kampanye anti HIV/AIDS. (radar)