Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Rebutan Batas Sawah, Dua Petani Duel di Tengah Sawah

TANPA RASA BERSALAH: Supoyo kini diamankan di ruang tahanan Polsek Gambiran, kemarin (15/1). (SHULHAN HADI/JPRG)
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Supoyo kini diamankan di ruang tahanan Polsek Gambiran, kemarin (15/1).

GAMBIRAN – Diduga gara-gara rebutan wangkid atau pembatas sawah, dua petani asal Dusun Sidotentrem, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Sukarni, 70, dan Supoyo, 59, Minggu (14/1) sekitar pukul 05.30 duel di tengah sawah.

Dalam tarung bebas itu, Sukarni menderita luka yang cukup parah di bagian kepala, tulang pada tangan kiri patah, dan luka di bagian mata. Korban ini, sekarang menjalani perawatan intensif di RS Al Huda Genteng. Sedang lawannya, Supoyo hanya luka lecet bawah mata kanan. “Ini duel di sawah,” terang Kapolsek Gambiran, AKP I Ketut Redana melalui Kanitresrim, Ipda Yaman Adinata.

Dari keterangan saksi dan tersangka, duel petani itu bermula saat korban bersih-berih di pematang sawah. Kebetulan, pematang sawah itu batas antara sawah milik korban dengan sawah milik tersangka. “Tersangka datang dan menegur korban,” katanya.

Diduga salah paham, jelas dia, kedua petani itu adu mulut. Dan akhirnya, keduanya berkelahi. “Dari keterangan tersangka, korban memukul dengan tangan dan ditangkis dengan kokrok (alat penyiang gulma), lalu tersangka membalas,” ungkapnya.

Dalam perkelahian itu korban dan tersangka seperti kalap. Keduanya saling serang dan bertahan. Hingga akhirnya, dua petani itu sama-sama pingsan dan ditolong warga dengan dibawa pulang. “Korban belum bisa dimintai keterangan karena masih dirawat, jadi kejelasannya kita juga belum tahu,” ujarnya.

Kedua petani itu, terang dia, sebelumnya sudah pernah terlibat perselisihan. Sehingga, perkara kecil dapat menyulut emosi. “Tersangka mengaku sebeelum kejadian itu, sudah ada perselisihan,” paparnya.

Kepada Jawa Pos Radar Genteng, Supoyo mengaku saat itu kalap. Saat dipukul korban dengan tangan kosong, dia sudah mencoba menangkis dengan kokrok yang dibawa. Tapi karena terus diserang, akhirnya diladeni. Supoyo mengalun tidak ingat saat pertarungan itu hingga tiba di rumah. “Saya tidak ingat apa-apa, tahu-tahu sudah ada di rumah,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Yosomulyo, Didik Kartika, mengungkapkan berharap masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Sehingga, persoalan ini tidak sampai meluas dan menimbulkan permasalahan yang berlarut-larut. “Kedua keluarga sudah kita dekati agar tidak ada gejolak,” ucapnya.(radar)