Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Rekom Harlah Pancasila 1 Juni

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

rekomBANYUWANGI- Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi merayakan rangkaian acara Dies Natalis ke-33 dan Perpenas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ke-47. Pada Kamis (30/5) bertempat di ruang pertemuan kampus Untag dilaksanakan seminar institusional dengan tema “1 Juni 1945 Lahirnya Pancasila (Sebuah Tinjauan Historis)”. Seminar diikuti 80 orang peserta dari berbagai elemen, baik akademisi dan tokoh masyarakat.

Acara yang dipandu Drs. Bambang Basuki, MP sebagai moderator tersebut menghadirkan dua narasumber. Drs. Soeseno, MP dari kalangan akademisi dan Mukhdor Atim, BA, penasehat PC. GP Ansor Banyuwangi. Mukhdor Atim menyampaikan bahwa di kalangan Nahdliyin, ada empat pilar penyanggah kedaulatan negara yang tidak boleh diganggu gugat. Keempat pilar itu ialah NKRI, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dan UUD’45.

“Yang namanya Indonesia itu adalah dari Sabang sampai Merauke di bawah payung falsafah negara yang namanya Pancasila,” tegasnya. Bung Karnolah, lanjut dia, orang pertama yang menggali dan menemukan Pancasila. Orang pertama yang menjabarkan Pancasila sebagai Welton Schouung, sebagai philosophice gronslag, sebagai dasar atau falsafah negara. “Bung Karno pulalah orang yang pertama mengusulkan Pancasila menjadi dasar negara Republik Indonesia, yang disampaikan pada 1 Juni 1945.

Maka kita yakin pada saat itu merupakan kelahiran Pancasila,” paparnya. Drs. Soeseno, MP mengemukakan, krisis pemahaman terhadap Pancasila yang sekarang melanda bangsa adalah cermin dari kegagalan bangsa Indonesia memahami hakekat globalisasi sebagai bentuk baru dari perkembangan kapitalisme, yang bertumpu pada “dominasi” negara industri maju pada negara berkembang.

Kita telah keliru, karena globalisasi tidak lain adalah bentuk baru dari perkembangan kapitalisme yang selama ini dilawan oleh kaum nasionalis. Soeseno juga menyetujui 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila. Dia juga setuju untuk diuji apakah pemerintah memang sepakat untuk meresmikan 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila. Hal itu sebagai bukti terhadap membangun kekuatan dalam konteks aktualisasi Pancasila yang berarti merebut fakta dominasi.

“Ini sebagai upaya untuk mengaktualisasikan Pancasila sebagai dasar negara menjadi lebih terbuka,” cetusnya. Sementara itu, Ketua Perpenas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Drs. Waridjan dalam sambutan pengantarnya menyampaikan bahwa Perpenas melalui Untag akan selalu terus-menerus menggelorakan dan mensosialisasikan 1 Juni 1945 sebagai lahirnya Pancasila. Bahkan seminar kali ini akan disusul dengan seminar bertaraf nasional pada 17 Juni 2013.

Untag akan menghadirkan Prof. Dr. Mahfud, MD (mantan ketua MK) sebagai narasumber. Di antara tokoh masyarakat yang hadir dalam seminar tersebut dan juga sebagai pembahas utama, antara lain Swandoko, Ir. Achmad Wahyudi, MH, dan Ir. H. Eko Sukartono. Ketiganya setuju bahwa 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila. Pada akhir acara, seluruh audiens sepakat bahwa hasil seminar direkomendasikan kepada Pemerintah Republik Indonesia agar secara resmi menetapkan 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila. (radar)