Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Remaja Asal Blitar Mengaku Jadi Korban Hipnotis

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

jjSebulan Raib, Ketemu di GOR

BANYUWANGI – Setelah sebulan lebih menghilang dari rumah keluarganya di Surabaya, seorang remaja perempuan asal Blitar ditemukan di sekitar GOR Tawang Alun, Banyuwangi, Kamis lalu (25/10). Selama rentang waktu tersebut, remaja tersebut mengaku jadi korban hipnotis hingga akhirnya kesasar di Bumi Blambangan. Remaja tersebut adalah Kristanti Wulandari, 18, warga Dusun Kaliamban, Desa/Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Dia ditemukan telantar di sekitar kawasan GOR Tawang Alun, Kecamatan Giri, Banyuwangi.

Saat itu, Kristanti kebingungan tanpa tujuan setelah diturunkan dari mobil Toyota Kijang oleh orang tidak dikenal. Setelah diturunkan dari mobil tersebut, Kristanti bertemu warga Desa Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi. Saat ditanya warga tersebut, remaja berusia 18 tahun itu mengaku tidak memiliki tujuan di Banyuwangi. Karena mengaku tidak memiliki tujuan, warga tersebut mengantarkan Kristanti ke Polsek Giri. Di Polsek Giri, perempuan itu mengaku tidak membawa bekal apa pun. Dia mengaku hanya membawa baju yang sedang di kena kan.

Walau mengaku tidak membawa bekal apa pun, tapi polisi berhasil menemukan identitas perempuan itu. Berdasar KTP yang dibawa, remaja tersebut diketahui berasal dari Blitar. Setelah dilakukan interogasi di Polsek Giri, perempuan itu akhirnya diantarkan ke kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsos nakertrans) Banyuwangi ke marin (25/10). Perempuan muda itu sempat dititipkan dan bermalam di rumah salah seorang staf Dinsosnakertrans. Walau sudah dititipkan di Dinsosnakertrans, pihak Polsek Giri tetap berusaha menghubungi keluarganya di Blitar.

Melalui bantuan Polsek Panggungrejo, petugas Polsek Giri akhirnya berhasil memberitahu keluarga Kristanti. Mengetahui Kristanti di Banyuwangi, ibu kandungnya, Widji Ismiati, langsung berangkat ke Banyuwangi Kamis Malam (24/10). Widji tiba di Kota Gan drung dan bertemu anak kandungnya di kantor Dinsosnakertrans Banyuwangi pagi kemarin (25/10). Keterangan Widji, pada Agus tus 2013 lalu Kristanti ikut bersama bude-nya di Surabaya. Selama bulan Agustus hingga September, Kristanti tinggal bersama kakak kandung ibunya di Kota Pahlawan tersebut.

Pada tanggal 19 September 2013 lalu, Kristanti meninggalkan rumah bude-nya di Surabaya itu. Sejak saat itu, Widji dan kakak  perempuannya yang tinggal di Surabaya itu mencari Kristanti. “Selama kabur dari rumah bude-nya, Kristanti sering menghubungi minta kiriman uang. Namun, dia tidak pernah memberitahukan tempat tinggalnya,” jelas Widji. Sementara itu, cerita versi Kristanti, dirinya tidak kabur dari rumah bude-nya di Surabaya. Dia mengaku di bawa kabur oleh orang tidak dikenal. Pada bulan September lalu Kristanti memang diajak belanja bude-nya ke salah satu pasar di Surabaya.

Pada saat bude-nya ke dalam pasar, Kristanti menunggu diluar pasar dan menjaga motor.  Pada saat menunggu motor itu, Kristanti mengaku dihipnotis orang tidak dikenal. Sebelum terdampar di Banyuwangi, Kristanti mengaku tinggal di Jember bersama temannya. Namun, dia tidak menjelaskan bagaimana dirinya bisa sampai Banyuwangi. Sementara itu, Kristanti awalnya menolak diajak pulang ke Blitar oleh ibu kandungnya kemarin.

Namun, setelah diberi pengertian, akhirnya dia mau di ajak pulang bersama ibunya. “Sepertinya anak itu tertekan dan trauma. Dia nggak mau di ajak pulang dan ingin tetap tinggal di Banyuwangi,” ujar Kepala Dinsosnakertrans Banyuwangi, Syaiful Alam Sudrajat. Sebelum meninggalkan Banyuwangi, Alam Sudrajat berpesan agar Kristanti tidak dibawa pulang ke rumahnya. Kalau ada neneknya, Kadinsosnakertrans Alam Sudrajat meminta dia tinggal bersama neneknya terlebih dahulu. “Anak itu sepertinya pernah mengalami kejadian yang membuat trauma di rumah. Kasihan jiwanya tertekan,” kata Alam. (radar)