Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Rerata Rapor Bikin Resah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

PPDB Hari Kedua Belum Lancar

GIRI – Sistem online yang diterapkan  dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) bukan menjadi jaminan dalam memangkas prosedur pendaftaran. Setelah hari pertama server ngadat gara-gara pendaftar belum terima token  atau pin, hari kedua  kemarin (2/7) tetap ada kendala.

Rata-rata pendaftar belum paham login ke website pendaftaran. Meski sudah mengantongi pin, mereka tetap kesulitan mengakses. Itu karena sosialisasi yang dilakukan  Dinas Pendidikan kepada siswa  kurang. Banyak siswa yang cemas dan bingung karena lama sekali  ke website.

Kekecewaan atas sulitnya masuk web belum tuntas, pendaftar menemui kendala lagi. Ternyata nilai rapor siswa SMP yang masuk ke SMA melalui PPDB online salah semua. Misalnya, seorang siswa yang seharusnya nilai rerata rapornya 88,05, pada PPDB online tertulis 71.00.

Semua siswa tampaknya mengalami nasib seperti itu. Anehnya, petugas yang menginput data sekolah asal masing-masing siswa kayaknya asal input. Keraguan terhadap sistem online juga bisa dilihat dibagian pengumuman. Hingga pukul 20.00  tadi malam hasil seleksi lewat online belum bisa diakses.

Ketika beberapa pendaftar mencoba melihat pengumuman (baik SMP maupun SMA) hasilnya nihil. Yang terlihat hanya tulisan “data available in table”. ”Sistem online justru ribet. Mestinya harus ada sosialisasi kepada pendaftar. Jangan hanya operatornya yang dilatih, siswa  juga perlu mendapat sosialisasi,” keluh salah seorang wali murid yang enggan disebutkan  namanya.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di beberapa sekolah hingga pukul 10.00 masih ada beberapa orang tua yang kesulitan  dengan sistem yang ada. Beberapa operator sekolah pun sempat mengalami masalah, karena server  tampak sibuk, sehingga tidak bisa mendaftarkan siswa.

Seperti yang terjadi di SMAN 1 Glagah. Karena sehari sebelumnya banyak pendaftar yang telah menaruh berkas di sekolah, panitia mencoba membantu mendaftarkan siswa melalui web PPDB. Namun, karena beberapa kali mendaftar  tidak bisa, akhirnya mereka menunggu sampai sistem stabil.

Muhammad Iqbal, ketua panitia  PPDB SMAN 1 Glagah  mengatakan, dirinya langsung meminta konfirmasi ke dinas pendidikan. “Sambil menunggu tadi kita melakukan seleksi pendaftar mandiri. saya harap cepat normal supaya PPDB tidak terganggu.

Kalau masih terganggu, terpaksa pendaftaran kita gunakan sistem manual  dulu,” ujar Iqbal. Selain masalah sistem belum stabil, di SMAN 1 Giri beberapa orang tua juga bingung dengan nilai rerata yang keluar setelah bukti pendaftaran dicetak.

Sebab, menurut mereka tidak sesuai perhitungan rerata rapor semester satu sampai lima. “Saya sebelum mendaftar sudah menghitung,  tapi keluarnya berbeda,” kata Asifa, salah satu orang tua pendaftar. Melihat kejanggalan tersebut, pihak panitia langsung melakukan rapat koordinasi.

Kebetulan Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Suhud AR., sedang melakukan pengecekan di beberapa SMA. Sehingga, hal tersebut langsung bisa dijelaskan dan disampaikan kepada para pendaftar. Kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, Suhud menjelaskan, pin  siswa sudah keluar dari Pustekom kemarin (2/6) pukul 00.00.

Terkait  ketidakstabilan sistem, dia menjelaskan bahwa komponen penilaian  PPDB di Banyuwangi cukup unik. Sehingga, ada penyesuaian yang dilakukan server pusat. Tetapi, Suhud menjamin pendaftaran  akan lancar, karena sejak  hari kedua pada pukul 10.00 para pendaftar sudah bisa mendaftar sendiri.

Terkait nilai rerata dalam  sistem yang tidak sesuai penghitungan  rapor siswa, dia menerangkan tidak ada yang salah dengan nilai yang keluar di web.  Hanya saja, rumusnya berbeda  karena penghitungan orang tua hanya menggunakan nilai  rapor semester I sampai V.

Nilai yang dikeluarkan di web untuk rerata siswa, selain menggunakan nilai rapor juga ditambahi nilai ujian sekolah. “Data tersebut dikeluarkan pihak provinsi  berdasar nilai siswa. Itu sudah  ada rumusnya. Tetapi, itu tidak akan merugikan siswa karena rerata tersebut juga akan ada di  ijazah siswa.

Nilainya dari provinsi,” terang Suhud. Sementara itu, Abu Khaer, kepala Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan Pustekom Kemendikbud menjelaskan, sistem baru bisa berjalan normal  pukul 09.00. Pengguna aplikasi PPDB dari Pustekom, kata Khaer, ada 43 kabupaten dan kota se-Jawa Timur.

Yang membuat Banyuwangi terkendala adalah format penilaian yang rumit  dari PPDB Banyuwangi. Sebab, beberapa kabupaten hanya melaksanakan PPDB dengan semi online, sedangkan Banyuwangi melaksanakan full online. Sehingga, butuh waktu untuk menyesuaikan aplikasi.

Terkait masalah nilai di web yang dianggap berbeda, Khaer menjelaskan perhitungan sudah sesuai keinginan Dinas Pendidikan Banyuwangi. Pihak Pustekom hanya memfasilitasi sistem. “Kita siapkan sistem sesuai permintaan Banyuwangi dengan menyesuaikan  perbup.

Khusus Banyuwangi kita lakukan pemecahan server  supaya tidak tercampur dengan  yang lain. Pihak kami di pusat stand by 24 jam untuk PPDB  online,” terangnya. (radar)