Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Riky Wahyudi, Peraih Medali Perak Olimpiade Sains Nasional

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

rikyWaktu Pendek, Banyak Soal Belum Dijawab

BEBERAPA siswa Bumi Blambangan berangkat mengikuti OSN di SMPN 1 Padang, Sumatera Barat, pada 16 hingga 20 Mei 2014 lalu. Sebelumnya, mereka memenangkan lomba sains di tingkat kabupaten dan Provinsi Jawa Timur (Jatim). Setelah mewakili Jatim, mereka berjuang di level nasional di Padang. Ketika lomba berlangsung, ada dua materi yang disodorkan panitia dengan rentang waktu yang sangat singkat.

Yang pertama adalah eksperimen yang hanya berlangsung selama dua jam. Materi yang kedua adalah soal teori dengan waktu hanya 2,5 jam. Saat mengerjakan soal teori tersebut, ada beberapa soal yang belum selesai dijawab Riky. Dia mengakui, waktu yang diberikan panitia sangat pendek. Hal sama juga dirasakan ketika panitia memintanya melakukan eksperimen. 

Saat melakukan semua tugas tersebut, Riky mengaku kurang teliti. Hal itu juga disampaikan kepada Kepala SMP Alethea Jacky A. Pontoh yang ikut mendampingi anak didiknya di ajang OSN tersebut. Usai mengerjakan teori dan eksperimen, Riky sempat menyampaikan mepetnya waktu pengerjaan kepada Kasek Jacky. Mendengar hal itu, Jacky mengaku pesimistis muridnya tersebut meraih medali emas.

Bahkan, dia juga tak yakin anak didiknya bakal meraih juara dua atau medali perak. Namun, keesokan harinya, Jacky mulai merasa optimistis. Sebab, para peserta dari provinsi lain ternyata juga mengalami kendala yang sama seperti Riky. Mereka sama-sama mengeluhkan waktu pengerjaan soal yang terlalu singkat. Sekadar tahu, usai pelaksanaan OSN, panitia tidak langsung mengumumkan hasilnya. 

Para peserta yang merupakan perwakilan dari provinsi se-Indonesia itu diajak jalan-jalan ke sejumlah tempat wisata di Kota Padang. Saat berwisata bersama itu beberapa siswa peserta OSN berbagi cerita tentang soal dan eksperimen yang dilakukan. Ternyata mereka juga merasakan hal yang sama, yakni waktu mengerjakan soal teori terlalu mepet. Akibatnya, banyak soal yang belum terjawab para peserta.

Bahkan, umumnya, jumlah soal yang belum dijawab peserta lebih banyak daripada Riky. Bukan hanya itu, peserta lain ketika melakukan eksperimen ternyata juga mengakui melakukan beberapa kecerobohan dan kurang teliti. “Dari situ, kemudian saya yakin, Riky bakal meraih perak,” kata Kasek Jacky ditemui di ruang kerjanya kemarin. Namun, tidak demikian dengan Riky dan ibunya, Yoanita. 

Kebetulan Yoanita juga ikut mendampingi putranya berlomba di Kota Padang. Mereka hanya memprediksi, Riky hanya akan mendapatkan perunggu, atau bahkan tak mendapatkan Medali apa pun. Keesokan harinya, hari terakhir di Kota Padang, panitia mengumumkan para juara OSN. Pengumuman dilakukan di Hallroom Hotel Grand Ina Mulia Padang, tempat peserta menginap.

Saat membacakan pengumuman, panitia memulai dari peraih medali perunggu terlebih dahulu. Baru kemudian, diumumkan peraih medali perak, dan peraih medali emas. Saat pengumuman peraih medali perunggu, ternyata panitia tidak menyebut nama Riky. Hal itu membuat Yoanita sedikit putus asa. Dia langsung keluar ruang hotel karena merasa harapan anaknya meraih medali sangat tipis dan bahkan berpeluang pulang dengan tangan hampa. 

Namun, berbeda dengan Yoanita, Riky dan Kasek Jacky tetap memilih berada di hallroom hotel tersebut. “Ketika peraih perunggu bukan Riky, saya yakin Riky meraih perak,” tutur Kasek Jacky. Ternyata dugaan Jacky benar. Ketika peraih medali perak dibacakan, panitia menyebut nama Riky. “Riky menjadi satu-satunya peserta yang meraih perak dari Banyuwangi,” ujarnya. Riky mengaku gembira bisa mewakili Banyuwangi ke ajang OSN.

Dia mengakui, selama proses mengikuti Olimpiade mulai tingkat kabupaten, tingkat provinsi, hingga akhirnya lolos ke tingkat nasional, banyak terbantu bimbingan di sekolah. Selama ini SMP Aletheia Genteng memang membuka kelas khusus Olimpiade. Materi yang diajarkan setiap hari adalah pelajaran khusus yang dilombakan dalam Olimpiade. “Kebetulan saya ikut kelas khusus Olimpiade, dan pembimbingnya kepala sekolah. Jadi,ketika ikut Olimpiade, seperti OSN, kita sudah terlatih,” jelasnya. (radar)