Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Rp 6,8 Miliar untuk Angkat Pasir dan Breakwater

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

rpBANYUWANGI – Sudah berulang kali anggaran puluhan miliar dari APBD Pemprov Jatim digelontor untuk mengeruk pasir yang menutupi muara dermaga Pelabuhan Boom, tapi tidak pernah berhasil mengatasi tingginya sedimentasi yang sering menghalangi aktivitas keluar-masuk kapal. Walau selalu gagal, tapi Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan (LLAJ) Jatim tidak pernah kapok mengucurkan pundi-pundi segar untuk menormalkan pelabuhan rakyat itu.

Pada APBD 2014 ini Pemprov Jatim kembali menggelontorkan dana sebesar Rp 8,6 untuk mengeruk tumpukan pasir yang menutupi muara pelabuhan. Beberapa tahun sebelumnya, kegiatan yang sama sudah sering kali dilakukan tapi hasilnya tidak bertahan lama. Setelah proyek selesai dikerjakan, muara pelabuhan kembali tertutup. Fenomena itu sudah berlangsung sekitar empat tahun. Total anggaran yang ditanam untuk pembangunan pelabuhan tersebut sekitar Rp 69 miliar.  

Anggaran Rp 8,6 miliar pada 2014 ini akan digunakan untuk dua kegiatan; pengerukan pasir dan pembangunan breakwater. Pembangunan breakwater adalah sarana memecah ombak atau gelombang pembawa pasir. Saat ini pihak pelaksana sedang melakukan pengerukan pasir menggunakan backhoe. “Mulai tanggal 2 Juni hingga kini kita melakukan pengerukan pasir,” ujar Koordinator Pekerja, Mujiono.

Menurut Mujiono, sedimentasi atau pengendapan pasir yang terus terjadi menjadi kendala proyek pembangunan tersebut. “Sulit menyelesaikan pengerukan pasir dalam waktu singkat. Pasir yang kami keruk adalah pasir hidup, yakni pasir yang akan kembali menumpuk walaupun sudah dikeruk,” kata Mujiono. PT. Cipta Karya Multi Teknik selaku kontraktor pelaksana proyek mengerahkan tiga unit backhoe untuk mengeruk pasir pantai dan tiga truk untuk memindahkan pasir.  

Gundukan pasir yang sudah dikeruk diletakkan di dalam dan di luar lokasi proyek. Pengerukan pasir diperkirakan akan selesai satu hingga dua minggu lagi. Setelah pengerukan usai, pembangunan breakwater akan dimulai. Tetra pod atau batu cengkih sudah tersedia dan siap digunakan. “Pembangunan breakwater diperkirakan akan rampung dalam waktu satu bulan,” ujar Mujiono. Pembangunan breakwater akan berfungsi melindungi pantai dari gempuran gelombang yang dapat mengakibatkan erosi. “Sekarang pengerjaan sudah mencapai 50 persen,” katanya. (radar)