Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Satu Perampok Tertembak, Satu Kena Ledakan Bom Ikan

Abdul Azis yang wajahnya rusak kena ledakan bom ikan didorong pakai kursi roda menuju ruang perawatan di RSUD Genteng, kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Abdul Azis yang wajahnya rusak kena ledakan bom ikan didorong pakai kursi roda menuju ruang perawatan di RSUD Genteng, kemarin.

Dua Ditangkap Massa, Tiga Masih Dikejar Polisi

SRONO – Kawanan perampok beraksi di Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, Rabu dini hari kemarin  (13/9). Empat dari tujuh perampok tertangkap. Seorang pelaku menderita luka parah karena kena ledakan bondet (bom ikan).

Sementara, satu perampok terpaksa dilumpuhkan dengan timah polisi, dua orang diringkus tanpa perlawanan. Pelaku yang kena letusan bondet dan tertembak sedang menjalani perawatan di RSUD Genteng.

Entry Wahyono dan Eko Febriyanto

Sedangkan dua orang lainnya dijebloskan ke ruang tahanan Mapolres Banyuwangi. Sebelum tertangkap, para pelaku yang diduga berjumlah tujuh orang itu merampok rumah Slamet Rohaini, 47, warga Kepundungan.

Kawanan ini melengkapi diri dengan senjata celurit, senjata api (senpi) yang diduga mainan, dan bom rakitan. Namun, para pelaku gagal membawa kabur harta korban. Empat perampok berhasil ditangkap, dan tiga lainnya melarikan  diri.

Kasatreskrim AKP Sodik Efendi mendatangi Misnatun, perampok yang tertembak kakinya di RSUD Genteng.

Dari empat pelaku yang tertangkap itu, dua di antaranya  dirawat di RSUD Genteng karena mengalami luka tembak dan terkena bom rakitan. Kedua tersangka itu, Misnatun, 41, warga Desa Remban, Kecamatan Cerme, Kabupaten Bondowoso dan Abdul Aziz, 41, asal Dusun Bendelan, Desa/Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember.

“Misnatun terpaksa kita lumpuhkan, kalau Abdul Aziz terkena ledakan bom yang dibawa sendiri,” terang Kapolsek Srono, AKP Mulyono. Sedang dua perampok lainnya yang berhasil ditangkap, terang dia, mereka adalah Entry Wahyono, 36, warga Dusun Sumberayu,  Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar dan Eko Febriyanto, 27, warga Dusun Selo dakon, Desa Tegalparon, Kecamatan Tanggul,  Jember.

Keduanya tertangkap saat hendak kabur dengan mobil Daihatsu Terios bernomor polisi  P 1260 RN. Perampokan di rumah Slamet Rohaini itu terjadi sekitar pukul  01.30. Saat itu, rumah milik korban hanya ditempati Cici Widya Prasetyandari, 25, putri sulungnya.

Sedang Slamet bersama istrinya, Hartatik, 43, dan kedua putranya Agnes, 12, dan Afka, 4, tidur di toko yang ada di depan rumahnya itu. Cici yang sedang terlelap tidur,  terbangun saat mendengar suara gaduh di ruang tamu.

Saat keluar dari kamar, dilihat ada lima orang  sudah masuk ke rumah dengan mencongkel jendela depan. Kelima orang itu, tiga orang  meng gunakan cadar dan dua  lainnya terbuka. “Ada yang bawa  celurit dan satunya membawa kayak pistol,” terang Cici Widya Prasetyandari.

Kaget ada kawanan perampok, Cici sempat akan teriak. Tapi, langsung dihadang oleh kawanan  perampok itu sambil mengancam akan membunuh. Selanjutnya, mahasiswi salah satu perguruan  tinggi di Jember itu dibawa ke kamar dan disekap. Kedua tangan  dan kaki diikat dengan tali rafia,  dan mulut dilakban.

“Mulut saya dilakban dan diikat dengan kerudung,” katanya.  Dalam kondisi tangan dan kaki terikat itu, kawanan perampok memaksa untuk menunjukkan  tempat menyimpan uang. Sedang pelaku lainnya, mengobok-obok  isi rumah. Tapi, mereka gagal  menemukan uang dan perhiasan.

“Mereka minta menunjukkan  kamar orang tua, tapi saya tidak mau,” cetusnya. Karena terus didesak oleh perampok sambil diancam akan  dibunuh, Cici akhirnya menunjukkan kalau kedua orang tuanya tidur di toko yang ada di depannya. Selanjutnya, para perampok itu keluar menuju toko lewat pintu.

“Saya berusaha melepas lakban dengan ludah, dan meneriaki  bapak agar tidak keluar karena ada perampok,” ungkapnya. Upaya yang dilakukan Cici itu  cukup jitu. Kedua orang tuanya yang tidur di toko, tidak mau keluar. Slamet Rohaini menghubungi warga melalui handphone (HP).

“Saya dengar suara Cici ada perampok, saya tidak keluar,” cetus Slamet Rohani dan istrinya, Hartatik.  Bukan hanya para tetangga yang dihubungi Slamet, perangkat desa juga ditelepon. Dan terakhir, korban itu juga menghubungi Mujiati,  salah satu warga yang sedang punya hajatan dengan hiburan  Janger.

“Saya minta pada Mujiati untuk mengajak warga dan penonton Janger ke rumah, karena ada perampok,” ungkapnya. Upaya yang dilakukan Slamet itu membuahkan hasil. Warga langsung berdatangan. Malahan, kawanan perampok yang masih berada di sekitar rumah korban  itu berhasil dikepung. Karena  jumlah warga banyak, mereka langsung panik.

“Saat perampok itu terkepung, ada suara seperti bom, ternyata itu suara bom yang dibawa perampok,” terang Slamet yang menyebutkan saat terdengar  suara bom ia masih berada di  dalam toko.

Warga yang jumlahnya ratusan, bersama anggota Polsek Srono yang cepat datang langsung  mengejar kawanan perampok. Sedang beberapa warga bersama polisi lainnya, mengamankan perampok yang terkena bom dan diketahui bernama Abdul  Aziz.

“Saya masuk ke rumah dan melihat Cici masih terikat tangan dan kakinya, lalu saya lepas,” sebutnya.  Kawanan perampok yang beraksi di rumah Slamet itu, tidak  semua masuk ke rumah korban.  Tapi, ada yang berada di luar. Mereka ini sempat mengancam  warga yang akan mendekat.

“Perampoknya membawa celurit,” jelas Rendra, 31, salah satu  tetangga korban. Sebelum kawanan perampok itu kabur, perampok yang membawa bom sempat mengancam  warga akan meledakkan bom tersebut. Tapi ternyata, bom itu meledak saat masih dibawa dan akhirnya mengenai tangan kiri dan wajahnya.

“Perampok lain. sudah kabur, yang terkena bom ambruk dan ditangkap warga,” katanya. Suara ledakan itu ternyata cukup keras. Para tetangga yang sebelumnya tidak mendengar ada  perampokan, langsung bangun  setelah mendengar suara ledakan.

“Saya terbangun mendengar suara ledakan di depan rumah,  saya keluar rumah sudah banyak orang,” ujar Siti Juleha, tetangga korban lainnya yang mengira  suara itu tabung elpiji yang  meledak. (radar)