Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

SD Terpencil Disangoni Rp 25 Juta

UNTUK PRAKTIK: Isuzu Panther eks mobdin camat diserahkan ke beberapa SMK.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
UNTUK PRAKTIK: Isuzu Panther eks mobdin camat diserahkan ke beberapa SMK.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) membawa berkah bagi SD di daerah terpencil dan guru tidak tetap (GTT). Mereka mendapat “bonus” spesial.
Seperti apa?
-A.F. ICHSAN RASYID, Banyuwangi-

BONUS dalam bentuk bantuan diberikan kepada sekolah dasar negeri (SDN) di daerah terpencil. Bantuan itu diberikan dalam rangka memacu pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Ketulusan dan kerja keras para guru yang bertugas di daerah terpencil perlu mendapat apresiasi pemkab.

Tahun ini Pemkab Banyuwangi memberikan bonus kepada tiga SDN di daerah terpencil sebesar Rp 75 juta. Uang Rp 75 juta itu diberikan kepada tiga SDN, sehingga masing-masing SDN mendapat bantuan Rp 25 juta. “Ini kita lakukan untuk memotivasi SD terpencil untuk meningkatkan pelayanan,” ujar Bupati Anas.

Selain SD terpencil, Pemkab Banyuwangi juga mengucurkan insentif untuk GTT dan pegawai tidak tetap (PTT). Nilai insentif yang dicairkan mencapai Rp 5,963 miliar. Selama beberapa tahun, mereka tidak pernah menerima insentif apa pun, dan tahun ini semua GTT dan PTT menerima insentif. Bersamaan dengan upacara Hardiknas, Pemkab Banyuwangi melaunching program Siswa Asih Sebaya (SAS).

Program tersebut merupakan program inovasi pemerintah daerah untuk membiayai siswa yang tidak mampu dari non-APBD. Dana program SAS diperoleh dari bantuan siswa mampu dengan nilai yang tidak mengikat. Bantuan itu dikumpulkan masing-masing sekolah dan dikelola Dinas Pendidikan.

Tiga bulan diterapkan, dana program SAS sudah terkumpul sekitar Rp 347 juta lebih. Jika dalam tiga bulan sudah terkumpul Rp 347 juta, maka dalam setahun akan terkumpul dana Rp 1 miliar lebih. “Dana ini bisa dicairkan kapan saja untuk membantu siswa tidak mampu tanpa harus melalui prosedur berbelit,” tegas Bupati Anas.

Hardiknas juga dimanfaatkan Pemkab Banyuwangi untuk memberikan penghargaan kepada beberapa pengelola kursus yang berprestasi. Pada peringatan Hardiknas tahun ini, ada dua lembaga kursus dan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang mendapat penghargaan.

Selain itu, ada empat unit mobil bekas yang diberikan kepada empat SMK, yakni SMK Glagah, SMK Wongsorejo, SMK Tegalsari, dan SMK Kalibaru. Mobil bekas camat tersebut untuk latihan jurusan otomotif. (radar)