Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Seblang Jadi Tema BEC 2014

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

seblangGLAGAH – Pementasan ritual Seblang di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, resmi berakhir sore kemarin (14/8). Jumlah penonton dalam pentas pemungkas hari ketujuh sore itu kian membeludak. Bupati Abdullah Azwar Anas didampingi Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Slamet Kariyono dan beberapa perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ikut menyaksikan acara tersebut. Di tengah acara, Bupati Anas memberikan sambutan tentang penilaiannya terhadap keunikan Seblang.

Agar semakin banyak orang yang mengetahui keunikan budaya itu, maka Seblang resmi ditetapkan sebagai tema Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2014 pada 22 November mendatang. Begitu sakralnya ritual Seblang yang sempat tertunda pekan lalu membuat Pemkab Banyuwangi berencana memperkenalkan Seblang lebih dalam kepada masyarakat. Menurut Bupati Anas, meski sudah diketahui banyak orang di luar Banyuwangi, tapi masyarakat Banyuwangi sendiri masih banyak yang belum mengenal Seblang.  

Dengan menampilkan Seblang dengan festival di depan masyarakat, diharapkan semakin banyak yang mengenal budaya tersebut. Sementara itu, budayawan gaek Hasnan Singodimayan mengatakan, Seblang memiliki filosofi yang kuat dalam kehidupan. Omprog (mahkota) Seblang yang berisi bermacam-macam hasil bumi menandakan ada kehidupan di kepala Seblang.

“Tanpa kepala yang mengetahui atau memiliki kehidupan, manusia tidak akan bisa hidup,” jelas Hasnan. Sementara itu, ritual kali ini diwarnai kirab penari seblang mengelilingi empat sudut Desa Olehsari. Penari seblang diiringi sinden dan penabuh gamelan berjalan menuju gerbang desa. Setelah menari selama beberapa menit, penari seblang menuju makam Buyut Ketut untuk menari kembali. Banyaknya penonton yang ikut dalam rombongan kirab membuat jalan sempat macet selama beberapa menit. 

Selanjutnya, rombongan kirab memutari perempatan di depan masjid Olehsari. Menurut Ketua Adat Seblang, Anshori, perempatan tersebut dipercaya sebagai pusar makhluk spiritual di Desa Olehsari. Dalam perjalanan kirab, sinden mengiringi Seblang dengan gending “Sampun”. Anshori menjelaskan juga bahwa lagu itu menandai akhir dari perjalanan tari seblang selama tujuh hari.

Setelah menuju titik di depan balai desa Olehsari, rombongan Seblang kembali menuju tempat menari. Di sana, penonton kembali menyaksikan Seblang yang menari sambil melemparkan sampur kepada penonton. Acara pada hari Kamis (14/8) tersebut menjadi hari terakhir ritual tari Seblang pada tahun ini. Sementara itu, menanggapi rencana tema BEC 2014 tentang Seblang. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Yanuar Bramuda, mengatakan bahwa dalam BEC akan ditampilkan tiga seblang. 

Ada Seblang Olehsari, Seblang Bakungan, dan Penari Porobungkil. Semuanya nantinya akan mewakili kebudayaan Seblang ke seluruh masyarakat Banyuwangi. Untuk kostum dan penari, Bramuda mengatakan bahwa untuk barisan depan akan diisi oleh penari dengan kostum asli. Baru yang di belakang adalah penyesuaian dengan busana modern. “Dengan memasukkan Seblang ke dalam Banyuwangi Festival, hal tersebut menunjukkan perhatian pemerintah kepada budaya ini, sehingga diharapkan dapat menarik wisatawan, dan budaya Seblang dapat mempersatukan masyarakat Banyuwangi sebagai pemilik budaya,” jelas Bramuda. (radar)