Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sempat Tegang, Hearing Persewangi Berakhir Buntu

BELUM DIBAYAR: Pemain Persewangi sebelum pertandingan menghadapi Gresik United, 3 Februari lalu.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
BELUM DIBAYAR: Pemain Persewangi sebelum pertandingan menghadapi Gresik United, 3 Februari lalu.

BANYUWANGI – Harapan pemain Persewangi mendapat kejelasan persekot kontrak dan sisa gaji masih jauh dari harapan. Meskipun upaya itu sudah ditempuh lewat jalur mediasi bersama DPRD, elemen olahraga, dan pengurus Persewangi, kemarin (18/6).

Solusi terbaik atas persoalan yang dihadapi pemain masih buntu. Oleh karena itu, seluruh pemain Persewangi harus tetap bersabar. Pasalnya, dalam hearing lintas komisi DPRD, pemain, manajemen Persewangi, KONI, Dinas Pemuda dan Olahraga, serta PSSI, yang digelar di gedung DPRD kemarin belum ada solusi atas tuntutan para pemain.

DPRD justru membentuk tim bersama yang melibatkan elemen sepak bola untuk membantu mencari solusi atas masalah ang dihadapi pemain. Tim tersebut nanti akan mencari solusi soal tuntutan gaji dan kontrak yang disuarakan para pemain. “Apa yang dihadapi Persewangi ini merupakan persoalan kita bersama.

Makanya kita perlu duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan ini,” cetus Joni Subagio, wakil pimpinan DPRD. Menurut Joni, tim bersama itu nanti akan duduk bareng untuk menyelesaikan masalah. Tim tersebut juga akan menemui bupati. Dalam hearing tersebut, para pemain Persewangi tidak henti- hentinya menyuarakan tuntutan.

Pembayaran gaji dan kontrak menjadi tuntutan pokok yang disuarakan mereka. “Kami ingin gaji dan kontrak kami dibayar manajemen,” tuntut Nurcahyo, pemain Persewangi. Tuntutan itu diamini Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Banyuwangi. Bupati Lira Banyuwangi, Agus Tardmizi menyatakan, persoalan Persewangi harus segera diselesaikan.

Hak pemain harus dibayar sesuai yang telah disepakati pemain dan manajemen. “Membicarakan Persewangi tidak hanya membicarakan prestasi tapi juga prestise,” jelasnya. Meski demikian, ajakan untuk menyelesaikan persoalan Persewangi itu sempat membuat suasana hearing memanas. Sebab, Persewangi sudah berstatus sebagai klub profesional.

Oleh karena itu, banyak yang berpandangan bahwa masalah gaji pemain itu merupakan masalah internal manajemen. Hal itu tentu harus terlebih dahulu diselesaikan dan dicarikan solusi oleh manajemen. “Perlu diingat, Per sewangi itu klub profesional,” tegas Yuliesetyo Puji Rahayu, bendahara KONI. (radar)