Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Sepasang Burung Mampu Amankan 3 Ha Sawah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

burunghantuYang dilakukan Kelompok Tani Sumber Rejeki, Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, terbilang kreatif. Mereka memanfaatkan burung hantu untuk membasmi hama tikus yang menyerang tanaman padi. IDE memanfaatkan burung hantu, baik jenis dares (burung hantu kecil) maupun gogok beluk (burung hantu besar), untuk memangsa tikus yang terus menyerang tanaman padi belakangan ini berasal dari Ko ordinator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Glenmore, Sucipto, se kitar dua bulan lalu.

Gagasan tersebut muncul karena  pre dator alami hama tikus, seperti ular dan burung elang, sudah langka.Ular dan elang menjadi langka karena kerap diburu manusia. Ke mudian, ide itu disampaikan kepada Kelompok Tani Sumber Rejeki yang diketuai Arpaimo. Bak gayung bersambut, Arpaimo ber sama anggota kelompok tani dan pendampingan PPL setempat akhirnya mengembangkan burung hantu sebagai alternatif dalam mengendalikan hama tikus.

Namun, dari dua jenis burung hantu tersebut, Arpaimo dan anggotanya memilih mengembangkan dares, karena mudah dipelihara dan di kembangkan. “Burung hantu jenis dares efektif dalam memburu, memangsa, dan membunuh tikus yang pandai memanjat pohon,” kata Ar paimo. Awalnya, Arpaimo membeli dua pasang burung hantu yang berumur sekitar dua bulan. Kemudian, bu rung itu ditangkarkan dan dibuatkan pagupon (papan persegi di atas pohon untuk rumah burung), dan di beri makan daging tikus yang dic incang Pagupon itu ditempatkan di sebuah pohon di dekat sawah yang mulai ditanami padi.

Sekitar satu bulan kemudian, burung han tu tersebut sudah jinak dan dapat di lepas pada malam hari untuk mencari tikus di sawah. Dalam semalam, sepasang burung hantu bisa membunuh tujuh sampai sembilan ekor tikus yang berkeliaran di sawah. Bukan ha nya itu, burung hantu juga berkeliling dan mengeluarkan suara yang membuat tikus ketakutan. Menariknya, setelah semalam melakukan “ronda” di tengah sawah, pada pagi hari sepasang burung hantu tersebut selalu balik ke pagupon-nya. “Bisa dipastikan pulang, ka rena memang sudah jinak. Malam hari dia terbang lagi ke sawah,” kata Supono, sa lah satu anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki.

Menariknya lagi, membasmi hama tikus dengan memanfaatkan burung hantu itu tak banyak mengeluarkan tenaga. Bayangkan, sepasang burung hantu mampu mengamankan tanaman padi seluas tiga hek tare. “Kita sangat terbantu, apalagi se lain burung hantu yang kita jinakkan, bu rung hantu liar di sini juga banyak,” tu turnya. Kemudian, kabar mengenai pemanfaatan bu rung hantu sebagai predator tikus itu ditangkap para pemuda kampung se tempat, bahkan pemuda dari desa lain.

Belakangan mereka berlomba-lomba men cari burung hantu lalu dijual kepada para petani. “Saya juga pesan kepada teman-teman anaknya burung hantu karena ba nyak yang pesan,” kata Poniman, petani lain. Sementara itu, pemanfaatan burung han tu tersebut juga ditangkap Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan. Beberapa waktu lalu, Kasi Perlindungan, Pengelolaan Lahan dan Air, Ilham Djuanda, da tang ke Dusun Sumberdadi untuk me lihat pengembangbiakan burung hantu tersebut.

Dia menegaskan, Dispertanhutbun akan memfasilitasi, dan mendampingi, serta mendorong pengembangan burung hantu sebagai predator hama tikus seperti yang di lakukan Kelompok Tani Sumber Rejeki. Bila langkah yang dilakukan Arpaimo ber sama Kelompok Tani Sumber Rejeki itu sukses, maka akan dilakukan kajian un tuk mengembangkan burung hantu di setiap kecamatan di Banyuwangi “Sehingga, dalam jangka panjang dapat me ngembalikan keseimbangan populasi bu rung hantu dalam ekosistem sebagai predator tikus,” harapnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :