Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Seribu Peserta Ikuti Festival Kuwung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Rangkaian acara Banyuwangi Festival (B-Fest) tersisa tiga kegiatan lagi. Kegiatan B-Fest 2013 akan di tutup pengajian renungan akhir tahun bersama Pengasuh Pon dok Pesantren Darul Quran Jakarta, KH. Yusuf Mansur, pada 31 Desember 2013 mendatang. Sebelum kegiatan pemungkas itu, ada dua acara yang digelar pada pengujung tahun 2013 ini. Dua acara itu adalah Festival Ku wung (FKW) dan malam pun cak hari ulang tahun Banyuwangi ke-242 pada 21 Desember mendatang.

Festival Kuwung akan di gelar Sabtu besok (14/12). Kegiatan yang sudah menjadi tradisi tahunan dalam rangka memperingati Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) tersebut di kemas lebih meriah dari tahun sebelumnya. Plt Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Muhammad Yanuarto Bramuda mengungkapkan, Festival Kuwung yang akan diikuti lebih dari seribu peserta itu di-setting sebagai wadah mengekspresikan kekayaan seni dan budaya daerah.

Selain itu, festival tersebut juga akan menampilkan penggalan sejarah Banyuwangi, potensi daerah baik industri maupun kekayaan wisata. “Festival Kuwung akan menampilkan budaya, seni, dan potensi Banyuwangi secara asli,” ujar Bramuda. Rangkaian acara Festival Kuwung tahun ini akan dimulai dengan opening tari-tarian Tarian pertama akan menampilkan “Sampur Jingga Blambangan”. Tari tersebut mengisahkan gandrung yang kemunculannya didahului tari seblang, gandrung lanang, dan tari gandrung wadon.

Rangkaian opening ceremony itu disusul atraksi drum band. “Setelah opening dilanjutkan tari-tarian dari kabupaten/kota tetangga,” kata Bramuda. Daerah tetangga yang sudah memastikan ikut serta da lam rangkaian kegiatan Festival Kuwung adalah Kota Probolinggo, Kota Pa su ru an, Kabupaten Kediri, dan Ka bu paten Ponorogo. Usai opening, pertunjukan inti dimulai dengan pawai enam defile, yakni tema se jarah, industri kreatif, seni, adat tradisi, agro wisata, dan objek wisata.

Tema sejarah mengangkat lakon “Agul-agule Wong Agung Wilis” akan diiringi musik janger. Lakon tersebut mengisahkan kegigihan perjuangan Wong Agung Wilis dalam menentang kehadiran VOC di Bumi Blambangan, khususnya di Kutho Lateng. Selanjutnya, barisan industri kreatif menyajikan “Dudu Jajang Kambang”, mengangkat berbagai potensi bambu mulai industri kerajinan bambu, seperti perabot rumah tangga hingga aksesori interior dan per mainan khas bambu, salah satunya egrang.

Pertunjukan seni yang menggunakan bambu sebagai alat musik juga dimunculkan, seperti angklung paglak, angklung caruk, dan patrol. Barisan adat tradisi menampilkan Arakarakan Kemanten Banyuwangi yang diiringi musik kuntulan. Selain kemanten adat Osing, arak-arakan seni dan bu daya juga menampilkan berbagai adat kemanten di tengah masyarakat, seperti kemanten Jawa dan Madura. Sedangkan defile agrowisata menampilkan “Pesisir Manis Wetan”, yang menyampaikan informasi tentang masyarakat pesisir.

Di mulai dengan ritual mohon doa keselamatan, berlayar di laut, pulang membawa ikan, ke mu dian bersyukur atas ikan yang di peroleh. Barisan objek wisata menampilkan pesona keindahan Pulau Merah lengkap kuliner dan olahraga laut yang khas (surfing). Barisan penutup akan diisi penampilan barong ider bumi. Itu defile yang merepresentasikan salah satu adat budaya Banyuwangi. Barisan tersebut akan dilengkapi barong cokot, barong prejeng, dan gebyar barong.

“Semua penampilan parade tersebut di kemas dalam bentuk tarian dan teatrikal. Selain itu, juga ada kendaraan hias yang akan menambah maraknya kegiatan,” jelas Bramuda. Pertunjukan Festival Kuwung akan dimulai pukul 12.00 Sabtu besok. Seluruh defile akan melintas di sepanjang cat walk jalan raya dengan rute Jalan A. Yani (depan Pemkab Banyuwangi), Jalan PB. Su dirman, Jalan Satsuit Tubun, dan finis di Gesibu Blambangan. (radar)