Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Seribu Rupiah Dapat 5 Buah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

hargaHarga Cabai Tembus Rp 60 Ribu Per Kg

BANYUWANGI – Kalangan konsumen tiada henti digegerkan dengan peningkatan harga bahan kebutuhan rumah tangga. Baru saja terlepas dari sesaknya jeratan harga bawang putih bulan lalu, kini para konsumen kembali harus mengelus dada lantaran harga cabai rawit tembus Rp 60 ribu per Kilogram (Kg) kemarin (31/3). Jika dipilah lebih dalam lagi, harga satu ons cabai rawit mencapai Rp 6.000. Padahal, satu ons bisa berisi sekitar 30 buah cabai. Berarti, uang seribu rupiah hanya dapat ditukar lima buah cabai rawit.

Sementara itu, sebagian kalangan menuding cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini menjadi penyebab menggilanya harga komoditas pertanian berasa pedas tersebut. Sebab, fenomena tersebut mengakibatkan produktivitas tanaman cabai rawit menurun. Akibatnya, stok para pedagang menipis dan berujung pada peningkatan harga lombok litik tersebut yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi di Pasar Banyuwangi menyebutkan, pada awal Maret 2013 lalu, para pedagang memasarkan cabai rawit seharga Rp 40 ribu per Kg.

Harga sebesar itu bertahan sekitar tiga pekan kemudian. Para konsumen sempat dibuat tersenyum lantaran pada 21 Maret cabai rawit sempat turun harga menjadi sebesar Rp 33 ribu sampai Rp 35 ribu per Kg. Namun sayang, penurunan harga cabai rawit ternyata tak berlangsung lama. Pada 24 Maret 2013 lalu, harga para pedagang di pasar tradisional tersebut kembali memasarkan cabai rawit dengan harga Rp 40 ribu per Kg. Para konsumen semakin “menjerit” tatkala harga cabai rawit mencapai Rp 52 ribu per Kg pada Selasa pekan lalu (26/3).

Belum berhenti sampai di situ, tiga hari berselang, tepatnya Jumat (29/3), harga cabai rawit di tingkat pengecer mencapai Rp 55 ribu per Kg. Para konsumen pun tambah kelabakan lantaran kemarin harga cabai rawit menyentuh level baru, yakni sebesar Rp 60 ribu per Kg. “Harga cabai rawit naik drastis sejak beberapa hari terakhir karena stoknya memang sangat terbatas,” ujar Sugiono, 33, seorang pedagang di Pasar Banyuwangi. Dikatakan, stok cabai rawit yang dimiliki para pedagang di pasar tradisional tersebut sebagian besar berasal dari para petani lokal Banyuwangi.

Mayoritas cabai rawit dipasok dari wilayah Kecamatan Wongsorejo, dan sebagian yang lain berasal dari Desa Grogol, Kecamatan Giri. “Karena cuaca tak menentu, panas dan kemudian disusul hujan lagi, banyak tanaman cabai rawit rusak dan bercacar (penyakit tanaman sejenis jamur, Red). Akibatnya stok cabai menipis,” papar Sugiono. Yuli, 31, seorang pembeli mengatakan, dirinya tidak bisa berbuat banyak menanggapi terus melonjaknya harga cabai rawit tersebut. menurut dia, satu-satunya jalan yang bisa ditempuh agar pengeluaran tidak membengkak adalah mengurangi jumlah pembelian cabai rawit. “Hobi makan pedas terpaksa ditahan dulu,” kata dia seraya tersenyum. (radar)